Beppe Marotta: Kalah di Final Liga Champions Meninggalkan Rasa Pahit di Mulut, Tapi Membuat Inter Lebih Matang
Beppe Marotta--twiter
RADARTASIK.COM – CEO Beppe Marotta mengatakan: “Kalah di final Liga Champions meninggalkan rasa pahit di mulut, tapi membuat Inter lebih matang” dalam wawancara dengan La Gazzeta dello Sport.
Beppe Marotta menyatakan penyesalannya atas kekalahan Inter di Final Liga Champions 2023, karena merasa bahwa hanya sedikit perbedaan kualitas antara Inter Milan dan Manchester City.
Menurutnya, Nerazzurri memiliki peluang besar untuk menyamakan kedudukan melalui Romelu Lukaku, yang dapat mengubah hasil akhir pertandingan.
“Perjalanan ini penuh kemenangan dan kejutan, namun pada saat yang sama, ini tanpa keraguan layak dilakukan karena kami mencapai Final dengan mengalahkan klub-klub yang memiliki nilai tak terbantahkan,” kata Marotta, seperti dikutip oleh La Gazzetta.
BACA JUGA:448.611 Wisatawan Datang ke Pangandaran saat Natal, Tahun Baru 2024 dan Libur Sekolah
“Tentu saja, kekalahan 1-0 di Final menimbulkan penyesalan, namun jarak dengan Manchester City sangat minim karena kami memiliki peluang besar untuk menyamakan kedudukan melalui Lukaku,” tambahnya.
“Selamat kepada para pemenang. Kekalahan di Final Liga Champions meninggalkan rasa pahit, tetapi juga menyadari bahwa kami menjadi tim yang matang,” pungkasnya.
Lukaku dianggap sebagai pemicu kekalahan Inter Milan saat itu. Selain gagal memanfaatkan peluang yang ada, ia juga memblok tembakan Federico Dimarco yang menuju ke gawang City.
Striker Belgia itu kemudian memutuskan untuk tidak kembali ke Inter Milan dengan status transfer permanen musim panas lalu karena tidak puas menjadi pemain pengganti.
BACA JUGA:Luciano Spalletti Panggil Jebolan Akademi AS Roma, Riccardo Calafiori Masuk Timnas Italia
Saat ini, Lukaku bermain untuk AS Roma dengan status pinjaman hingga akhir musim ini.
Meskipun begitu, Lukaku tetap menjadi bagian integral dari prestasi Inter Milan musim lalu yang memenangkan Supercoppa Italiana dan Coppa Italia.
Inter Milan saat ini memimpin Serie A dengan selisih dua poin dari peringkat kedua Juventus di bawah arahan Simone Inzaghi, dan memiliki peluang besar untuk meraih scudetto musim ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: la gazzeta dello sport