Rencana Tindak Darurat Bendungan Leuwikeris Ciamis Disiapkan

Rencana Tindak Darurat Bendungan Leuwikeris Ciamis Disiapkan

CIAMIS - Bendungan Leuwikeris ditargetkan tuntas tahun 2022. Menyikapi hal tersebut, Konsultan Pembangunan Leuwikeris menggelar konsultasi Rencana Tindak Darurat (RTD), Kamis (24/3/2021) bersama Pemerintah Kabupaten Ciamis.


Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Bambang Hidayah ME mengatakan, bendungan di samping bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan bagi manusia juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar bila tidak dikelola dengan baik. Contohnya dapat menyebabkan terjadinya kerugian jiwa dan materi serta hancurnya infrastruktur, maka dari itu perlu adanya rencana tindak darurat. 

“Terkait dengan pelaksanaan pembangunan Bendungan Leuwikeris di antara Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, maka kami melakukan kegiatan penyusunan RTD karena dianggap merupakan salah satu syarat kelengkapan dari dokumen untuk proses sertifikasi pengisian waduk,” jelasnya.

Bambang menerangkan, rencana tindak darurat akan menjadi satu panduan bagi pengelola atau pemilik bendungan dalam hal ini BBWS Citanduy dan pemerintah daerah atau BPBD dalam melakukan tindakan pada saat terjadi keadaan darurat. 

“Bendungan Leuwikeris ditargetkan selesai tahun 2022, sehingga tahun 2023 bisa dilaksanakan impounding atau pengisian awal,” paparnya.

Baca juga : Kasus Covid-19 Masih Tinggi, PPKM Mikro di Ciamis Diperpanjang

Konsultan Pembangunan Bendungan Leuwikeris Luthfi mengatakan, tujuan RTD Bendungan Leuwikeris untuk memberi petunjuk sistematis dalam mengenali masalah yang mengancam.

“Sementara mengenai penyelamatan masyarakat, pemerintah kota/kabupaten mempunyai tanggung jawab yang sama dengan pengelola,” paparnya.

Sekda Kabupaten Ciamis Dr H Tatang MPd menyampaikan, pembangunan Bendungan Leuwikeris merupakan salah satu upaya pemerintah sebagai projek strategis nasional.

“Selain banyak manfaat, kita juga harus waspada dengan dampak yang sewaktu waktu bisa terjadi, maka dari itu RTD dianggap penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya, menjelaskan.

“Kami berharap pihak konsultan melakukan koordinasi terkait RTD yang telah dibuat kepada masyarakat, khususnya di wilayah terdekat dengan bendungan,” ujarnya, menjelaskan.

Kemudian, lanjut dia, simulasi bencana dan penzonaan wilayah dianggap penting untuk memudahkan masyarakat ketika dievakuasi dan penentuan tempat-tempat evakuasi.

“Semoga didapatkan hasil yang terbaik dari konsultasi RTD ini dan bisa jadi pedoman yang baik, shingga ketika terjadi dampak bisa dicegah dan diantisipasi secara cepat dan tepat nantinya,” tuntasya. (rls/isr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: