BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami Setinggi 8 -10 Meter di Selatan Jawa

BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami Setinggi 8 -10 Meter di Selatan Jawa

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi ancaman bencana di Jawa berupa tsunami setinggi 8 – 10 meter di selatan Jawa.-BMKG-

BACA JUGA: Dilatih Bojan Hodak, Pelatih Bali United Sebut Lini Pertahanan Persib Kokoh, Bersyukur Dapat Satu Poin di GBLA

”Jadi tidak boleh berhenti upaya mitigasi dan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Khususnya yang tinggal di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga menghantui selain gempa bumi,” tambah dia dalam siaran persnya.

Sebagai informasi, Kegiatan ARDEX 2023 ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Global Platform Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun lalu di Bali, di mana Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menggelar simulasi latihan penanggulangan darurat bencana.

Selain itu, acara ini bertujuan untuk membangun kapasitas dan menjalin solidaritas kerjasama negara-negara ASEAN dalam kebencanaan.

Dwikorita memaparkan, Sesar Opak adalah patahan yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran Sungai Opak.

BACA JUGA: PENGUMUMAN Baladewa War Tiket Konser Dewa 19 di Kota Tasikmalaya, Presale Dibuka 8 Agustus!

Sungai Opak sendiri berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan bahwa saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak. Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul 30 Juni 2023 lalu. 

Namun demikian, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.

BACA JUGA: Serunya Kopdargab AHMC, Rapat Kerja Bahas Kepengurusan Baru Agar Lebih Kompak!

”Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiap-siagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan.

Negara-negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.

”Terkait penanggulangan bencana, kita telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: