Dahlan Iskan di Tol Cisumdawu Seru Dengarkan Kisah Perang Sumedang vs Cirebon Berebut Puteri Madura
Dahlan Iskan memperhatikan pemandangan Tol Cisumdawu sambil mendengarkan kisah perang Sumedang vs Cirebon.-radartasik.com-
Mendidihlah amarahnya merasa tidak diindahkan oleh Prabu Geusan Ulun dan dua patihnya.
Disusulnya ke Dayeuh Luhur. Begitu tiba Jayaperkasa mengamuk.
Sasarannya dua patih yang dianggap tidak bisa meyakinkan Prabu Geusan Ulun.
Jayaperkasa dengan kesaktiannya melemparkan Kondang Hapa dan Terong Peot hingga jatuh di bawah Dayeuh Luhur.
Lalu Jayaperkasa bersemedi dan ngahiyang atau moksa (menghilang).
Di tempatnya menghilang itu ada batu petilasan yang sangat dikeramatkan warga Sumedang.
Saking keramat dan sakralnya, orang Cirebon tidak boleh datang ke Dayeuh Luhur.
Orang Sumedang pun yang datang ke Dayeuh Luhur tidak boleh mengenakan baju atau kain batik Cirebon.
Kalau larangan itu dilanggar dipercaya akan datang bala atau musibah kepada yang melanggarnya.
Dampak peperangan itu sampai ada larangan orang Sumedang menikah dengan orang Cirebon.
Begitu juga orang Cirebon dilarang menikah dengan orang Sumedang.
Sampai sekarang dibeberapa tempat di Sumedang maupun di Cirebon, orang-orang tertentu masih patuh dengan larangan itu.
Itulah sisi lain perjalanan Dahlan Iskan menjajal Tol Cisumdawu.
Bukan jalan tolnya yang menarik bagi penyuka novel Bumi Manusia karya Pramudya Ananta Toer ini.
Tapi kisah-kisah lampau tentang Sumedang mulai lagu Sumedang Kota Kamelang, musik mistis Tarawangsa, hingga lakon perang dengan Cirebon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: