Sempat Diblokir, X.Com Milik Elon Musk Kini Sudah Bisa Diakses

Sempat Diblokir, X.Com Milik Elon Musk Kini Sudah Bisa Diakses

RADARTASIK.COM – Domain X.com miliki Elon Musk sempat diblokir. Namun kini sudah bisa diakses dari Indonesia. Domain tersebut dijadikan alamat alternatif untuk para pengguna Twitter.

Perlu diketahui bahwa Elon Musk belum lama ini telah mengubah atau rebandring nama Twitter menjadi X.

Hal tersebut sempat membuat heboh dunia, pasalnya aplikasi dengan logo burung biru tersebut sudah melekat di hati penggunanya.

BACA JUGA:Siap-Siap, PKL Taman Alun-Alun Tasikmalaya dan Depan Masjid Agung Akan Ditertibkan

Perlu diketahui bahwa Pengguna internet di Indonesia yang mengakses X.com di browser dialihkan ke jendela “Not secure” (tidak aman) dan “This site can’t be reached” (situs ini tidak bisa dijangkau).

Ketika mengakses link X.com lewat internet mobilet, pengguna dibawa ke jendela internet positif yang artinya link X.com diblokir oleh pemerintah.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan URL X.com diblokir karena sebelumnya digunakan oleh situs yang bertentangan dengan ketentuan di Indonesia.

Kini, Twitter tampaknya sudah mengajukan pemberitahuan resmi kepada Kominfo bahwa pihaknya akan menggunakan link X.com untuk redirect ke situs Twitter.

BACA JUGA:Kisah Anak yang Selamat Dari Kecelakaan Pesawat dan Terdampar Sinopsis Manhwa Mercenary Enrollment

Makanya, sekarang, pengguna di Indonesia bisa mengakses Twitter lewat dua link, yaitu Twitter.com dan X.com.

Domain X.com yang sekarang digunakan Twitter ini ternyata dibeli Elon Musk dari PayPal pada 2017. Musk diprediksi mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk membeli domain X.com dari PayPal beberapa tahun lalu, menurut laporan The Verge Selasa, 25 Juli 2023.

Sebenarnya domain X.com awalnya dimilik oleh Elon Musk. Pada 1999, Elon Musk dan beberapa rekannya mendirikan layanan keuangan online bernama X.com. Pada 2000, X.com bergabung alias merger dengan Confinity, perusahaan yang didirikan oleh Peter Thiel dan Max Levchin.

Sumber: