Kisah Lucu Abu Nawas Tertipu Membela Para Sastrawan yang Mau Dihukum Mati

Kisah Lucu Abu Nawas Tertipu Membela Para Sastrawan yang Mau Dihukum Mati

Kisah Lucu Abu Nawas tertipu panglima saat belas para sastrawan Baghdad yang dipenjara.-istimewa:sumeks.co-

Abu Nawas sesaat terdiam memikirkan jawabannya. Sebab kini dia merasa berhadapan dengan pemimpin zalim dan kejam.

Tetapi dikatakan kejam marah, dikatakan adil juga tidak terima.

Abu Nawas kesal juga dengan Baginda Raja Harun Al Rasyid.

Kok bisa mengangkat pengganti sementara pemerintahan seorang yang kejam. Abu Nawas menduga kemungkinan panglima itu mabuk kekauasaan.

Kalau benar demikia, berbahaya bagi Baginda Raja Harun Al Rasyid. Tidak menutupi kemungkinan panglima menggulingkan kekuasaan baginda.

“Baik tuanku. Saya akan menjawab tapi dengan syarat. Jika jawaban hamba benar bebaskan semua sastrawan yang dipenjara,” ujar Abu Nawas.

“Setuju. Permintaanmu akan kupenuhi. Sebaliknya kalau kamu salah menjawab, nasibmu sama akan dipenjara dan hukum penggal!” tegas panglima.

“Coba kamu sekarang jawab, apakah aku pemimpin yang adil atau pemimpin keji?” tanya panglima dengan suara tegas.

Abu Nawas sudah tahu pertanyaan yang menyebabkan para sastrawan dipenjara.

Sejak dari rumah memikirkan jawaban yang diinginkan panglima.

“Tuan bukan yang adil atau pun yang keji. Tuan adalah pemegang pedang keadilan yang akan menebaskan pedang keadilan itu kepada semua yang berperilaku keji,” jawab Abu Nawas.

Panglima manggut-manggut. “Kamu benar Abu Nawas,” ujarnya.

Lega sekali Abu Nawas mendengarnya.

“Pertanyaan berikutnya, manfaat mana cahaya matahari atau cahaya bulan?” kata panglima.

Sejenak berpikir, lalu Abu Nawas menjawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: