Tren Baru Pemberian Nama Anak di Kalangan Orang Sunda, Unik dan Multikultural

Tren Baru Pemberian Nama Anak di Kalangan Orang Sunda, Unik dan Multikultural

Tren baru pemberian nama anak di kalangan orang Sunda, unik dan multikultural.-Radartasik.com-

Tren Baru Pemberian Nama Anak di Kalangan Orang Sunda, Unik dan Multikultural

RADARTASIK.COM – Dahulu kala, orang Sunda memberikan nama kepada anak-anak mereka dengan penuh makna dan doa agar mereka sukses di masa depan.

Nama-nama seperti Asep, Ujang, Eneng, dan Euis sering digunakan sebagai panggilan sayang untuk anak-anak di Sunda.

Namun, zaman telah berubah dan tren dalam memberikan nama anak juga ikut berubah.

BACA JUGA: 7 Manfaat Rutin Donor Darah, Mulai dari Meningkatkan Perasaan Bahagia hingga Kurangi Risiko Penyakit Jantung

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (Unpad) Rifkia Ali meneliti tren pemberian nama di kalangan orang tua Sunda.

Ali menemukan bahwa banyak orang tua tidak lagi menggunakan unsur Bahasa Sunda untuk memberi nama anak-anak mereka.

Sebanyak 137 siswa dari total 425 siswa di SMP Laboratorium Percontohan UPI Kampus Cibiru memiliki nama beretnik Sunda, tetapi mayoritas dari nama-nama tersebut menggunakan unsur campuran dari bahasa lain.

Beberapa contoh nama siswa adalah Kaila Maritza, Luzio Rafif Afandi, Shaquiile Diamar Abidzar Rochendy, Nathree Avia Putri Muchtahar Purnama, hingga Neng Wika Nia Shinta Erahma Dina. 

BACA JUGA: Kisah Lucu Abu Nawas Menjawab Pertanyaan Baginda Raja Harun Al Rasyid tentang Batas Alam Semesta

Nama-nama ini memiliki dua hingga enam suku kata, dengan unsur bahasa unik dari berbagai budaya, seperti Skotlandia, Arab, Jepang, dan Yunani.

Ali menyimpulkan bahwa nama-nama unik dan modis ini dipengaruhi oleh faktor orang tua, terutama jika mereka merupakan generasi milenial yang terbiasa dengan era digital dan perkembangan teknologi.

Pergeseran tren dalam pemberian nama anak ini juga dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang mudah diakses dan keinginan orang tua untuk tampil berbeda dengan nama yang unik.

Guru Besar Bidang Linguistik Unpad Cece Sobarna mengonfirmasi bahwa tren pemberian nama anak memang mengalami pergeseran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: