Buntut Kejadian di Sodonghilir, Dinkes Tasikmalaya Diminta Evaluasi Seluruh Pelayanan Puskemas

Buntut Kejadian di Sodonghilir, Dinkes Tasikmalaya Diminta Evaluasi Seluruh Pelayanan Puskemas

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Ami Fahmi. istimewa--

Buntut Kejadian di Sodonghilir, Dinkes Tasikmalaya Diminta Evaluasi Seluruh Pelayanan Puskemas

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Kejadian warga meninggal diduga terlambat ditangani petugas medis Puskemas Sodonghilir beberapa waktu lalu mendapat sorotan dari wakil rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tasikmalaya meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan evaluasi terhadap seluruh puskemas. 

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Ami Fahmi, menyayangkan adanya kejadian warga meninggal diduga terlambat ditangani petugas medis Puskemas beberapa waktu lalu. 

BACA JUGA:Prabowo dan Cak Imin Curi Perhatian Warga Tasikmalaya

Kata dia, adanya kejadian itu menandakan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas masih belum optimal. 

"Dinkes harus mengevaluasi diri agar pelayanan kesehatan di Kabupaten Tasikmalaya lebih optimal," katanya kepada radartasik.com, Sabtu 17 Juni 2023.

Ami yang juga politis PKB ini meminta Dinkes untuk memastikan apa yang menjadi sebab dan akibat terjadinya pelayanan kurang optimal di Puskemas Sodonghilir.

Selain itu, terang dia, Dinkes juga harus memastikan kembali pelayanan yang lebih optimal di seluruh Puskemas yang di Kabupaten Tasikmalaya.

BACA JUGA:Pemkab Garut Manfaatkan Limbah Sampah Plastik Jadi Campuran Aspal

"Alasan kamar penuh itu menurut saya alasan klasik yang selama ini terjadi. Tentunya kalaupun kamar perawatan penuh, tindakan pertama petugas medis harus melakukan kedaruratan terlebih dahulu. Jangan langsung menyampaikan bahwa kamar perawatan penuh dan dibiarkan begitu saja," terangnya.

Ami menegaskan, tindakan kedaruratan tersebut harus dilakukan oleh semua petugas medis fasilitas kesehatan, baik dari tingkat atas maupun bawah. 

Apalagi Puskemas merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama, yang harus melakukan tindakan kedaruratan hingga pulihnya pasien. 

"Makanya alasan kamar penuh itu tidak etis. Tindak aja dulu apalagi kondisinya darurat. Untuk administrasi dan lainnya seperti kamar penuh itu bisa belakangan," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: