PERHATIKAN 7 Adab Menyembelih Hewan Kurban

PERHATIKAN 7 Adab Menyembelih Hewan Kurban

Ini 7 adab menyembelih hewan kurban yang perlu diperhatikan penyembelih.-Iman Supiana Rahman/Radar Tasikmalaya-

PERHATIKAN 7 Adab Menyembelih Hewan Kurban

RADARTASIK.COM – Beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan tentang ibadah kurban sebagai salah satu amal yang diperintahkan Allah dan sangat dianjurkan Rasulullah.

Pelaksanaannya bisa dilakukan pada hari Nahr atau Idul Adha tanggal 10 Zulhijah sampai berakhirnya hari tasyrik sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 Zulhijah.

Bagi yang memiliki kelapangan rizki dan bermaksud untuk berkurban, akan lebih baik jika Anda sendiri yang menyembelih hewan kurban Anda.

BACA JUGA: RESMI Persib Kontrak Bek Brasil, Keistimewaannya Punya Tendangan Bebas Akurat dan Keras, Ini Profil Lengkapnya

Jika seekor sapi untuk 7 orang, maka salah seorang di antara 7 orang itulah yang menyembelih hewan kurban mereka. Ini lebih utama, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah. 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas ra dia berkata, ”Nabi Saw berkurban dengan dua ekor domba. Saya melihat ... kemudian beliau menyembelih kedua-duanya dengan tangannya sendiri.”

Namun jika pekurban belum mampu untuk menyembelih sendiri hewan kurbannya, maka penyembelihan dapat diwakilkan kepada orang lain yang mampu melakukannya. Pada saat penyembelihan, pekurban turut menyaksikannya.

Dalam hal menyembelih hewan kurban, perhatikan 7 adab menyembelih hewan kurban! Berikut ini 7 hal yang perlu diperhatikan penyembelih sebagai bagian dari adab (tatakrama).

BACA JUGA:RESMI Dikontrak Persib, Gelandang Argentina Ini Diberkahi Skill Menawan, Sosoknya Luar Biasa

Pertama, menggiring hewan kurban dengan baik ke tempat penyembelihan

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Muhammad bin Sirin bahwa Umar ra melihat seseorang menyeret kambing untuk dikurbankan dan dia memecutnya.

Kemudian Umar ra berkata dengan mencelanya, ”Giringlah hewan kurban ini kepada kematian dengan baik.”

Hadits ini isnad (jalur periwayatan)-nya munqathi (terputus) karena Ibnu Sirin tidak pernah bertemu dengan Umar ra sehingga derajatnya dha’if (lemah).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: