Sebulan Lagi Ramadan, Harga Cabai Naik 100 Persen, Pedagang Minta Pemerintah Operasi Pasar

Sebulan Lagi Ramadan, Harga Cabai Naik 100 Persen, Pedagang Minta Pemerintah Operasi Pasar

Harga sayuran naik di pasar Singaparna Senin 20 Februari 2023. Kenaikan itu terjadi karen kurangnya pasokan dari para petani.-ujang nandar-radartasik.disway.id

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COMHarga sayuran meski sebulan lagi Ramadan mulai mengalami kenaikan di Pasar Singaparna, Senin 20 Februari 2023. Kenaikan hampir terjadi dari berbagai jenis sayuran, dan yang signifikan terjadi pada harga cabai naik 100 persen.

Seperti harga cabai domba (cengek) dari Rp30 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram. Harga tomat naik dari Rp2 ribu menjadi Rp5 ribu, harga bawang merah naik dari Rp20 ribu menjadi Rp25 ribu dan bawang putih naik dari Rp25 ribu menjadi 30 ribu setiap satu kilogram.

Salah Satu Pedagang Sayuran di Pasar Singaparna, Aat menuturkan, kenaikan dipengaruhi akibat hama patek. Sehingga pasokan dari petani mulai minim sehingga memengaruhi harga.

"Iya naiknya karena pasokan dari petani kurang, terus sayurannya seperti bawang dan tomat kena hama. Jadi naiknya karena kurang barang," kata dia.

BACA JUGA:Mohon Doanya, Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi Terus Dilakukan, 4 Dokter Spesialis Diturunkan

BACA JUGA:UPDATE Penyelamatan Kapolda Jambi, Video Rombongan Kapolda Masih di Hutan, Bantuan Didrop dari Helikopter

Dia menyebut, bahwa kenaikan harga sayuran mencapai 100 persen khususnya pada cabai. Walaupun beberapa sayuran tidak naik signifikan, tetapi hampir semua jenis sayuran naik. "Ada yang 50 persen bahkan 100 persen naiknya," kata Aat.

Pedagang lainnya, Rida mengatakan, kenaikan harga sayuran mulai dikeluhkan konsumen. Terlebih sebulan lagi Ramadan. "Kami berharap agar pemerintah segera melakukan operasi pasar untuk kendalikan harga. Harganya naik ini memberatkan harus ada operasi pasar," saran dia.

Saat ini pedagang tidak bisa berbuat banyak, karena pasokan dari petani kurang. Terutama harga cabai, tomat dan bawang yang terus mengalami kenaikan. 

"Bahkan kami kehilangan omset penjualan 50 persen dari biasanya. Daya beli masyarakat menurun karena pembeli sepi," ungkap dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: