Budidaya Ikan Bioflok di Kota Banjar Melempem, Dinas KP3 Ancang-ancang Ambil Langkah

Budidaya Ikan Bioflok di Kota Banjar Melempem, Dinas KP3 Ancang-ancang Ambil Langkah

Wali Kota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih saat meresmikan bioflok di Desa Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar baru-baru ini.-Cecep Herdi/radartasikmalaya-

BANJAR, RADARTASIK.COM – Perkembangan budidaya ikan bioflok di Kota Banjar melempem. Beragam faktor terjadi dalam budidaya ikan air tawar menggunakan bioflok, dan tak berjalan secara berkelanjutan yang salah satu hambatannya akibat tingginya biaya produksi.

"Fenomena bioflok di Kota Banjar tak berkelanjutan disebabkan karena terkendala biaya produksi tinggi. Jaminan pasar ke pengepul pun rendah," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjar Yoyon Cuhyon, S.Pt., M.Si., saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Dinas KP3 Kota Banjar, Kompleks Pertakoran Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Kamis 16 Februari 2023.

Yoyon menyebutkan, faktor yang terjadi dalam budidaya ikan bioflok dipengaruhi tingginya harga pakan dan beban biaya listrik. Karena dalam budidaya ikan bioflok, ikan air tawar memerlukan sirkulasi oksigen dengan mengandalkan alat dari energi listrik.

Namun demikian, Dinas KP3 ancang-ancang ambil langkah agar keberlangsungan para pembudidaya ikan bioflok ini bisa bertahan dan berkembang. 

BACA JUGA:Grand Vitara Kembali Terlahir, Usung Mesin 1.500 CC Berkode K15C Dual Jet, Simak Fitur Lengkap di Sini

Salah satunya dengan memberikan pembinaan dan berusaha membukakan pasar bagi para pelaku budidaya ikan bioflok di Kota Banjar.

"Atasi permasalahan biaya produksi, kami bisa memberikan rekomendasi ke PLN bagi para pembudidaya bioflok di Kota Banjar untuk mendapatkan subsidi. Tak hanya itu, kita juga pernah mencoba memberikan pasar para pembudidaya sehingga langsung ke Penjual di Pasar tanpa melalui pengepul, namun itu tak berlangsung lama, karena hasil dari pembudidaya tak mampu mencukupi kebutuhan pedagang langsung di Pasar," kata Yoyon.

Sementara untuk bantuan pada tahun 2023, sebut Yoyon, belum ada dari sumber APBD. Pihaknya akan terus berusaha mendatangkan bantuan untuk para pembudidaya perikanan bioflok dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kami akan sinkronisasi kegiatan yang ada di desa dan program perikanan dari KKP. Tak hanya itu, kami juga akan berusaha di dalam perubahan anggaran APBD nanti," tuturnya.

BACA JUGA:Honda Jabar Virtual Expo Edisi Valentine, Berikan Promo Spesial Potongan Harga Hingga Rp5 Jutaan

Yoyon menambahkan, Kota Banjar bakal mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia untuk mengatasi permasalahan pasar ikan dari para pembudidaya di Kota Banjar. Bank Indonesia berencana memberi bantuan pembangunan tempat penampungan dan pemasaran hasil budidaya ikan.

"Rencana bantuan dari BI itu akan menjadi salah satu solusi untuk menjaga keberlangsungan Pembudidaya Perikanan menggunakan bioflok di Kota Banjar. Tempat itu sedang dikerjakan dan lokasinya berada di wilayah Dusun Citangkolo, Desa Kujangsari Kecamatan Langensari," kata Yoyon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: