Marah Dewi

Marah Dewi

--

Leong putu

Ada kodok dimakan ular / Ada cacing dimakan ayam / . Sungguh kasihan si kodok dan cacing /

Jimmy Marta

Perusuh ada yg mahir mantun/ Nyolek dan juga merousting/ Sungguh indah di akhir tahun/ Ke agrinex kita travelling 

Pryadi Satriana

Perbandingan Pak Liang ndhak 'apple to apple'. Jangan bandingkan Soekarno dg Yuda, bandingkan dg Terawan. Spesialisasi Terawan adalah radiologi, terapi melakukan terapi dg heparin yg biasa dilakukan oleh dokter spesialis jantung & pembuluh darah atau pun spesialis saraf. Terawan melakukan praktik YANG DI LUAR SPESIALISASINYA. Kenapa boleh? Krn Terawan adalah 'dokter manusia', punya SIP. Yuda sdh hampir 20 th - bahkan mungkin lebih - melakukan penelitian di bidang biologi molekuler. Banyak menulis di jurnal ttg stem sel, salah satunya "Stem Sel dan Produk Stem Sel untuk Pengobatan Regeneratif." Yuda terdidik secara ketat - punya gelar Ph.D dari Korea - dan punya kepakaran di bidang stem sel. Kenapa sampai pernah dimasalahkan secara hukum? Krn TIDAK PUNYA SIP. Padahal, Yuda punya basis keilmuan yg lebih dekat - dan menurut saya 'lebih hebat' - dibandingkan Terawan. Praktik yg dilakukan Terawan masih kontroversial - ada RS yg resmi melarangnya! - krn TERBUKTI ada bbrp masalah ketika dipraktikkan. Praktik Yuda BELUM ada keluhan - setidaknya belum ada masalah yg dilaporkan. Yuda PERLU diberi payung hukum, praktik yg dilakukan Yuda lebih mempunyai dasar ilmiah & lebih 'terjangkau' (baca: 'murah') dibandingkan dg yg dilakukanTerawan. 'Kekerasan hati' diperlukan agar punya prinsip, 'kelembutan hati' diperlukan agar manusiawi. Salam. Rahayu.

Mirza Mirwan

Jangan-jangan Bung Rasdi Hidayat ini dari Desa Foya, Gane Timur. Kalau benar, desa tersebut memang dekat, bahkan menghadap, ke Pulau Widi. Kalau Pelabuhan Babang, meskipun menghadap ke arah Pulau Widi, terhalang daratan Pulau Halmahera bagian selatan.

RASDI HIDAYAT

Alhamdulillah tdk ada lelang lagi, saya pribadi anak dari sebuah Desa yg dekat dengan Pulau Widi dan bahkan kakek saya sendiri mempunyai kebun di pulau WiFi, sangat Berharap kepada Ibu Rifda untuk mengelola sendiri Pulau itu, melihat karena Potensi Pulau Widi sangat Besar...???????????? Salam Kenal Bunda Rifda, Salam Petani????????????

Sastra Boenjamin

Soal Widi sampai ditulis 2 jilid, mendingan pak DI menulis polisi yang menyamar jadi wartawan selama 14 tahun dan sekarang diangkat menjadi Kapolsek, kan masih ada hubungan dengan profesi dengan pak Dahlan

Johannes Kitono

Ketika banyak alumni IPB berkiprah diluar bidang studinya. Ada yang jadi banker, wartawan, Auditor BPK dan malahan Dubes pula. Tidak heran dulu IPB sering diplesetkan jadi Institut Pers atau Perbankan Bogor. Ternyata masih ada Rifda yang dengan setia menggeluti bidang pertanian. Mengangkat nasib petani supaya bisa hidup lebih sejahtera. Sebagai salah satu alumni MMA- IPB tentu saja bangga dan thx kepada Ir. Rifda Ammarina. Kilas balik ketika timba ilmu di IPB ada Prof Egum Gumelar ( alm ) yang membagi grup mahasiswa dengan nama nama produk pertanian dan perikanan. Dan semua nama harus ada nama Latinnya. Misalnya grup Udang ( penadeus vannamei ) ; Talas ( colocasia esculenta ) : Marlin ( Maikara nigricans ); Padi ( oryza sativa ). Dan jangan harap bisa dapat nilai A dari Prof Egum, sang direktur kalau lupa nama Latinnya. Terkait dengan undangan dari Juragan Disway untuk Agro Wisata ke Agrinex di Banten tentu harus disambut dengan tangan terbuka. Bagaimana kalau para undangan tsb di kelompokan dengan nama buah buahan disana. Misalnya ada grup Matoa, Durian, Mangga, Manggis, Duku, Rambutan dan Lengkeng. Kali ini tentu tidak perlu hafal nama Latinnya. Masing masing grup harus memberi komentar setelah mencicipi buahnya. Semoga undangan dari Juragan Disway dan Rifda jadi kenyataan bukan hanya angin surga.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: