Saat Gempa Tasikmalaya, Siswa SDN Galunggung Berlarian Kumpul di Lapangan Sambil Bawa Tas di Atas Kepala
Para siswa SDN Galunggung simulasi saat gempa Tasikmalaya, Senin 5 Desember 2022. - Rezza Rizaldi-radartasik.disway.id
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Suasana proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Galunggung, Kota Tasikmalaya berubah tegang. Siswa berlarian dan berkumpul di lapangan setelah suara sirine tanda bahaya gempa menyala.
Seluruh siswa SDN Galunggung dari setiap kelas diarahkan para guru menuju titik kumpul di lapangan upacara, sambil membawa tas di atas kepala.
Keadaan ini saat gempa Tasikmalaya terjadi, dan para pelajar menuju titik kumpul. Dalam situasi tersebut, salah seorang siswa sempat terluka dan segera dibawa petugas sekolah ke usaha kesehatan sekolah (UKS) untuk mendapatkan pengobatan.
Setelah semua siswa berkumpul di lapangan, para guru kelas mengabsen dan memeriksa murid-muridnya apakah telah lengkap sesuai absensi masuk kelas atau tidak.
Dirasa gempa telah mereda, para pelajar kembali masuk ke kelasnya masing-masing dengan tertib didampingi para gurunya.
Itulah simulasi bencana saat gempa Tasikmalaya terjadi yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya di SDN Galunggung, Senin 5 Desember 2022.
Simulasi bencana gempa ini agar para pelajar mendapat edukasi ketika bencana gempa terjadi saat mereka berada di lingkungan sekolah.
"Kami memberikan edukasi kebencanaan kepada siswa SDN Galunggung. Apalagi sekarang sedang banyak kejadian gempa di wilayah Jabar," ujar Kepala BPBD Kota Tasik, Ucu Anwar.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Waterboom di Tasikmalaya yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Berlibur
"Kami menyambut baik SD Galunggung yang menginisiasi kegiatan ini. Kami juga ingin setiap sekolah terbentuk satuan pendidikan aman bencana dan terbentuk satgas," sambungnya.
Kepsek SDN Galunggung, Hj N Oon SPd menuturkan, pihaknya melakukan ini untuk mengedukasi para guru dan siswa. Pihaknya termotivasi setelah banyak terjadi gempa di Jabar, khususnya di Cianjur.
"Terus kemarin juga terjadi gempa Tasikmalaya. Kami ingin melakukan kegiatan ini agar siswa dan guru paham ketika ada gempa. Jadi tidak sampai ada korban ketika bencana," tuturnya.
Jelas dia, pihaknya sadar di sekolahnya masih banyak kekurangan. Pertama, siswa kesulitan saat turun tangga, karena tangga sempit. Padahal di atas ada sembilan kelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: