BRIN dan BMKG: Waspada Gempa Megathrust 8,8 Magnitudo, Bukan Sekadar Ramalan, Jadi Mitigasi Harus Ditingkatkan
Ilustrasi gempa --
JAKARTA, RADARTASIK.COM— Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengingatkan tentang potensi gempa Megathrust 8,8 Magnitudo.
Menurut hasil penelitian, gempa Megathrust 8,8 magnitudo itu biasa lebih mengerikan dari tsunami Aceh 2004 yang menewaskan 230 ribu orang.
Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004 setelah kawasan itu diguncang gempa 9,3 magnitudo di dasar Samudera Hindia hingga lebih dari 200 ribu orang meninggal.
Sementara, gempa Megathrust yang mengancam Indonesia bisa saja mengancam Pulau Jawa, meski tidak bisa diprediksi kapan dan dimana gempa dahsyat itu bisa terjadi.
Pakar tsunami BRIN Widjo Kongko, meluruskan anggapan masyarakat bahwa gempa Cianjur merupakan potensi dari Megathrust.
Menurutnya, memang gempa Cianjur memiliki daya rusak yang luar biasa, namun hal itu karena lokasi titik gempa yang dangkal.
Widjo Kongko menjelaskan, gempa Cianjur adalah gempa dangkal, berpotensi merusak infrastruktur, rumah, atau permukiman di sekitar epicenter.
“Gempa yang baru saja terjadi tidak terkait langsung dengan potensi gempa Megathrust,” kata pakar tsunami BRIN Widjo Kongko.
BACA JUGA: 10 Trend Lowongan Kerja di Luar Negeri, Desain Multimedia Ada di Urutan 1
Menurut Widjo Kongko, wilayah Jawa Barat di bagian selatan dan barat daya Sumatera menyimpan potensi gempa bumi Megathrust.
Meski tidak diketahui kapan gempa yang dahsyat itu akan terjadi, Widjo Kongko mengingatkan semua pihak harus waspada terhadap ancaman tsunami tersebut.
Salah satu langkahnya yaitu dengan upaya mitigasinya yang lebih serius dan segera dilakukan.
Widjo Kongko telah mengingatkan potensi tsunami akibat gempa bumi Megathrust perlu diwaspadai dengan meningkatkan mitigasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: fin.co.id