75 Santri Kota Tasikmalaya Menulis Buku, Asep: Gerakan Menulis Seperti Ini Baru Ada di Tasik

75 Santri Kota Tasikmalaya Menulis Buku, Asep: Gerakan Menulis Seperti Ini Baru Ada di Tasik

Launching buku santri dan forum literasi santri (Lisan) yang dilaksanakan pada Sabtu 29 Oktober 2022 di Pesantren Amanah Kota Tasikmalaya.-Foto:dokradartasik.disway.id/doklisan-

KOTA TASIK, RADARTASIK.COM - 75 santri dari 16 pesantren di Kota Tasikmalaya melaunching sebuah buku karya mereka bersama, yang berjudul ‘Santri Kota Tasikmalaya Menulis’. Buku yang dilahirkan berdasarkan pemikiran para santri di Kota Tasikmalaya ini dibidani oleh tokoh literasi yang juga seorang pengamat Asep M. Tamam. Buku ini dilaunching secara resmi dengan 75 penulis, pada Sabtu 29 Oktober 2022 bertempat di Ponpes Amanah Kota Tasikmalaya.

Asep menceritakan bila buku yang ditulis oleh para santri ini tidak kalah hebatnya dengan buku-buku lain dari berbagai komunitas yang memang sudah terbit di Kota Tasikmalaya.

Buku santri ini berisi tulisan dari beberapa tema seperti tema kepesantrenan, tentang ulama, tentang kesantrian, juga tentang Islam di Indonesia. Dari empat tema besar ada beberapa tema kecil yang ditulis oleh para santri yaitu tentang apa yang mereka baca, apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka alami, apa yang mereka rasakan.

“Saya tidak menduga buku ini bisa terbit, buku yang ditulis oleh para santri dan saya tidak menduga juga bila karya para santri ini luar biasa bagus tidak kalah dengan buku-buku yang lain yang sudah terbit,” ungkapnya.

BACA JUGA:Jawa Barat Sudah Siap Beralih dari Siaran TV Analog ke Digital

Dilaunching ya buku karya santri dan juga forum untuk santri yang diberi nama Lisan (Literasi Santri), kata Asep merupaka satu upaya yang akan terus digelorakan untuk meningkatkan literasi juga dunia kepenulisan di Kota Tasikmalaya.

Asep juga mengungkapkan bila Kota Tasikmalaya banyak memiliki penulis yang hebat, baik yang sudah terkenal dan berpengalaman maupun yang masih baru mulai menulis.

“Menggerakkan satu orang untuk membaca dan menulis itu tidak mudah, tapi say begitu bahagianya ketika muncul gerakan-gerakan menulis ada dari mahasiswa, guru, pere,puan, pelajar, para tokoh, dan sekarang para santri. Gerakan ini tidak saya lihat di daerah lain, tapi betul-betul hanya ada di Kota Tasikmalaya,” jelasnya.

Asep pun optimis dunia menulis di Kota Tasikmalaya yang saat ini baru mencapai 5 persen, akan terus meningkat. “Gerakannya sudah ada, sudah banyak, tinggal semua pihak dapat terlibat untuk gerakan yang baik ini,” harapnya

BACA JUGA:Bawang Yawuyoko

Selain membidani penulisan karya para santri, sebelumnya Asep pun membidani terbentuknya berbagi forum literasi seperti Teras untuk Penulis Perempuan (Tulip), Forum Mahasiswa Literasi Tasikmalaya (Formalista), Forum Guru Menulis (Gumeulis), Gerakan Literasi Pelajar (Gerlip) dan yang baru saja dilaunching adalah Literasi Santri (Lisan).

Dalam buku santri tersebut, Ketua MUI Kota Tasikmalaya KH. Ate Musodiq Bahrul juga memberikan kata pengantar. Dalam pengantar tersebut KH Ate menuliskan rasa bahagia dan bangga akan karya para santri.

“Merupakan kabar yang membahagiakan, para santri dari Kota Tasikmalaya, di Hari Santri Nasional 2022 ini mampu mempersembahkan karya berbentuk buku. Bahagia karena buku adalah barang mahal yang sangat istimewa. Buku sebagai warisan ilmiah yang secara khusus identik dengan sejarah keulamaan dalam agama Islam. Lebih dari 70 santri di Tasikmalaya mampu menyampaikan gagasan dan pengalaman tentang dunia keislaman, keulamaan, kepesantrenan, dan kesantrian. Karya ini membuka sejarah tentang kemampuan para santri Kota Tasikmalaya untuk berkarya dan berdedikasi untuk Islam, untuk Indonesia, terkhusus untuk Kota Tasikmalaya,” tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: