Ketua Apindo Sebut Tenaga Kerja di Indonesia Masih Didominasi Low Skill
Sosialisasi pemagangan dan kuliah umum bersama Apindo dan Gapki di Ruang Multimedia UGM dan Platform Zoom Meeting pada Selasa 4 Oktober 2022.-Foto: UGM-
TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menyatakan tenaga kerja di Indonesia masih didominasi low skill alias pekerja berkeahlian rendah.
Hariyadi mengungkap kondisi itu dalam kegiatan Sosialisasi Pemagangan dan Kuliah Umum bersama Apindo dan GAPKI yang berlangsung secara bauran di Ruang Multimedia UGM dan Platform Zoom Meetings pada Selasa 4 Oktober 2022.
Dia menjelaskan dari data Bappenas tahun 2018 diketahui bahwa pekerja di sektor pertanian dan industri sebagian besar berkeahlian rendah.
Dari total pekerja sebanyak 121,02 juta, sekitar 99,41% pekerja di sektor pertanian adalah berkeahlian rendah, 0,47% berkeahlian menengah, dan hanya 0,13% berkeahlian tinggi.
BACA JUGA: Bandingkan Jurusan Ilmu Keperawatan atau Farmasi Soal Peluang Kerjanya
Menurut dia, kondisi tersebut tidak jauh berbeda di sektor manufaktur. Dimana, sebanyak 90,45% berkeahlian rendah, 6,52% berkeahlian menengah, dan 3,03% berkeahlian tinggi.
Untuk sektor jasa dan lainnya cenderung membutuhkan keahlian menengah dan tinggi dengan potret sebanyak 14,36% berkeahlian tinggi, 52,74% berkeahlian menengah dan 32,90% berkeahlian rendah.
”Dalam empat tahun terakhir, proporsi pekerja formal berkisar pada 42% atau sekitar 53,09 juta di tahun 2018,” tururnya seperti dilasir pada laman UGM.
”Pekerja formal sektor industri cenderung berkeahlian rendah. Rendahnya kualitas pekerja ini salah satunya disebabkan keterbatasan angkatan kerja memperoleh pelatihan,” paparnya.
BACA JUGA: 20 Jurusan Kuliah yang Gampang Cari Kerja, Masa Depan Bakal Cerah
Hariyadi menyampaikan tenaga kerja di Indonesia selama tahun 2018-2021 masih didominasi oleh pekerja dengan tingkat pendidikan sekolah dasar ke bawah.
Masih mendominasinya pekerja dengan pendidikan rendah menandakan kualitas pekerja di Indonesia masih sangat rendah.
Menurutnya, upaya peningkatan keterampilan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satunya dengan membangun lingkungan pengembangan keterampilan yang baik.
Beberapa diantaranya seperti pengembangan SKKNI sektor prioritas, pemagangan, pelatihan kejuruan, dan revitalisasi BLK (Balai Latihan Kerja).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: ugm.ac.id