YLBHI Minta Negara Harus Bertanggung Jawab Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

YLBHI Minta Negara Harus Bertanggung Jawab Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Nama PSSI ternyata sama sekali tidak disebut FIFA dalam surat yang dikirim ke Presiden Jokowi pasca Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 penonton. Foto: Twitter/@akmalmarhali--

Sementara itu, bos Madura United (MU) Achsanul Qosasi meminta PSSI wajib bertanggung jawab dan menuntut semua pengurusnya mundur atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Lewat twitter @AchsanulQosasi yang telah terverifikasi, bos MU meminta penghentian kompetisi sampai ada statement resmi FIFA.

Ia juga meminta PSSI wajib bertanggung jawab dan semua pengurusnya harus mundur sebagai bentuk tanggung jawab terhadap korban dan keluarganya.

"Mungkin ada yang tak sependapat dengan saya, tapi inilah sikap saya sebagai Club Madura United FC atas Tragedy di Kanjuruhan," tulis Achsanul dikutip dari FIN.co.id, Minggu, 2 Oktober 2022.

Presiden Madura United ini juga menyarankan agar insiden kelam ini diserahkan ke Kemenpora atau KONI selaku bagian dari pemerintah.

Achsanul Qosasi juga menginginka keterlibatan  penegak hukum dan FIFA untuk membuat Investigasi atau langkah yang diperlukan. 

Terakhir, Achsanul Qosasi meminta agar publik jangan menyalahkan pengurus pertandingan Malang saja yang bersalah.

"Ini Keputusan Federasi Nasional, dibawah kendali Federasi (PSSI), tragedy Dunia Sepak bola. Salam Respect Sepak bola," tutup Achsanul.

Di sisi lain Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir bilang tragedi ini mengoyak marwah bangsa Indonesia kala soroti kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Haedar Nashir merasa sangat prihatin dan menyampaikan duka mendalam atas kematian sangat besar dalam kerusuhan dan tragedi yang terjadi pasca pertandingan sepak bola Arema FC vs Persebaya.

Publik di berbagai media massa dan media sosial menyesalkan cara dan tindakan dalam menangani kerusuhan tersebut, sehingga terjadi korban meninggal yang besar.

Banyak pihak menyesalkan kenapa kerusuhan sampai terjadi dan korban begitu banyak jatuh atas persitwa kelam ini.

"Kami menyesalkan petistiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga," tutur Haedar, Minggu, 2 Oktober 2022.

Haedar Nashir menyampaikan perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan dan terjadinya korban jiwa yang besar itu, karena kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global.

"Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia," tegas Haedar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: fin.co.id