BBWS Ungkap Penyebab Meluapnya Sungai Citanduy dan Jebolnya Tanggul Inlet di Bendungan Leuwikeris

BBWS Ungkap Penyebab Meluapnya Sungai Citanduy dan Jebolnya Tanggul Inlet di Bendungan Leuwikeris

Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah saat menjelaskan kejadian banjir di Sungai Citanduy dalam rakor, Rabu 21 September 2022. -Anto Sugiarto-radartasik.disway.id

BANJAR, RADARTASIK.COM - Pasca banjir akibat meluapnya Sungai Citanduy pada 12 September 2022 lalu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy menggelar rapat koordinasi (rakor). 

Digelarnya rakor sekaligus menindaklanjuti jebolnya tanggul inlet terowongan Bendungan Leuwikeris, akibat meluapnya Sungai Citanduy. 

Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah mengatakan, besarnya energi banjir dari hulu Sungai Citanduy di Gunung Cakra, menyebabkan tanggul inlet terowongan Bendungan Leuwikeris jebol

"Dampak dari hal itu juga menyebabkan tebing, saluran anak sungai, turap beton dan lainnya jebol dan rusak," katanya kepada wartawan usai rakor bersama instansi terkait pada Rabu 21 September 2022 sore di Aula Leuwikeris BBWS Citanduy. 

BACA JUGA:RUU Sisdiknas Ditolak Masuk Prolegnas Prioritas Perubahan 2022, Pemerintah Diminta Selesaikan Dulu Masalahnya

Menurutnya, berdasarkan hasil pembacaan Klimatologi BMKG, cuaca saat itu sudah masuk kategori ekstrim dan terbukti dari dampak yang terjadi. 

Penyebab lain terjadinya banjir dan meluapnya Sungai Citanduy yaitu oleh beberapa faktor. 

Seperti banyaknya fungsi alih lahan dan pendangkalan sungai cukup tinggi, okupulasi lahan, pengelolaan sampah yang belum efektif, terjadinya pendangkalan di segaran anakan (muara) dan La Nina (cuaca ekstrim). 

"Apalagi berdasarkan Klimatologi BMKG hujan Oktober dan November nanti akan lebih besar lagi dibandingkan di September ini," ungkap dia.

BACA JUGA:Plh Wali Kota Berharap YKI Bantu Deteksi Dini Kanker

Maka perlu adanya diantisipasi bersama serta mencari solusinya. Sebetulnya, sebut dia, antisipasi telah dilakukan, akan tetapi bencana sulit diprediksi. 

Sementara Wakil Wali Kota Banjar H Nana mengaku tidak ada air yang ramah, ketika Bendungan Leuwikeris jebol. Dampak paling parah adalah Kota Banjar

"Karena jika jebol, desa atau kelurahan di dataran rendah bakal terdampak. Maka perlu diantisipasi jangan itu sampai terjadi," tandasnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Banjar Tri Pamuji yang hadir dalam rakor menyarankan agar perencanaan teknis pembangunan Bendungan Leuwikeris tidak hanya pada sektor fisik saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: