5 Provinsi di Indonesia dengan Tingkat Bunuh Diri Paling Tinggi
Ilustrasi bunuh diri dengan cara gantung diri.-Dok. Pexels/Guilman/Istimewa-
JAKARTA, RADARTASIK.COM – Emotional Health for All Foundation (EHFA), Kementerian Kesehatan dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) merilis hasil studi terbaru.
Dalam studi itu ditemukan 5 provinsi di Indonesia dengan tingkat bunuh diri paling tinggi. Antara lain Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Maluku Utara dan Kepulauan Riau.
Sementara 5 provinsi dengan tingkat upaya bunuh diri paling tinggi ditemukan di Sulawesi Barat, Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau.
Studi yang diklaim terbesar tentang bunuh diri di Indonesia itu menghadirkan lebih dari 100 jam wawancara mendalam untuk melakukan investigasi beragam aspek bunuh diri di Indonesia.
Faktor yang membuahkan orang Indonesia bunuh diri adalah masalah kesendirian, masalah keluarga dan masalah keuangan.
”Kami menganalisis data dari pemerintah, termasuk survei desa potensi, dan data kepolisian, dimana hasil dan rekomendasinya kami sampaikan pada kesempatan ini,” ujar Ketua EHFA Dr Sandersan Onie melalui siaran persnya, Jumat 9 September 2022.
Hasil temuan menunjukkan angka kejadian bunuh diri di Indonesia yang tidak dilaporkan diperkirakan lebih dari 300 persen, atau angka sesungguhnya bisa minimal empat kali lipat dari yang dilaporkan.
”Hal ini merupakan prosentase tertinggi dari jumlah kejadian yang dilaporkan secara nasional di dunia,” ungkap dia.
BACA JUGA: Siap-siap Tiap Kota dan Kabupaten di Jabar Gelar Operasi Pasar, Imbas Kenaikan Harga BBM
Menurut studi, laporan yang tidak tercatat karena beragam alasan, termasuk perbedaan standar dan sistem pencatatan bunuh diri di rumah sakit, serta banyak keluarga masih menyembunyikan kejadian bunuh diri akibat rasa malu dan stigma masyarakat.
”Untuk setiap kematian akibat bunuh diri, kemungkinan terdapat 8-24 kali upaya percobaan bunuh diri, dengan penyebab tertinggi diakibatkan oleh tekanan psikologis, penyakit kronis dan masalah keuangan,” jelas dia.
Menurut studi, komunitas, akses ke perawatan psikologis, serta agama dapat menjadi faktor protektif yang dapat mencegah terjadinya bunuh diri.
Selain itu, kelompok-kelompok independen yang juga berperan dalam beberapa upaya pencegahan bunuh diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: