Geger! Belasan 'Ikan Dewa' di Cibulan Kuningan Mati Mendadak, Saat Dikubur Diazani dan Dikafani

Geger! Belasan 'Ikan Dewa' di Cibulan Kuningan Mati Mendadak, Saat Dikubur Diazani dan Dikafani

Layaknya manusia penguburan puluhan ikan dewa yang berasal dari Objek Wisata Cibulan Kuningan dilakukan dengan cara dikumandangkan azan dan ditutup menggunakan kain kafan. Foto: capture youtube--

KUNINGAN,RADARTASIK.COM – Kematian secara mendadak puluhan "ikan dewa" yang berada di Objek Wisata Cibulan, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, pada Selasa, 30 Agustus 2022 membuat geger warga sekitar. 

Pasalnya, baru kali ini terjadi "ikan keramat" tersebut mati dalam jumlah banyak, yaitu 20 ekor, dan mati dalam waktu hampir bersamaan.

Hingga kini, baik pihak pengelolaan Objek Wisata Cibulan maupun pihak Desa Manis belum mengetahui penyebab pasti kematian ikan dewa tersebut. Lantaran masih dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium. 

BACA JUGA:Sungguh Inovatif, Warga Tasik Lakukan Aksi Lelang Buah Melon untuk Membangun Mesjid

BACA JUGA:Budidaya Melon Ini Cocok Buat Milenial Kota Tasik, Ada yang Mau?

Sementara itu di berbagai platform media sosial beredar video yang memperlihatkan puluhan ikan dewa tersebut ketika hendak dikubur oleh sejumlah warga desa setempat. 

Tidak seperti mengubur binatang atau hewan pada umumnya yang cukup di taruh di dalam lubang lalu ditutup tanah. 

Dalam prosesi pemakaman ikan dewa tersebut, sempat dikumandangkan azan dan digunakannya kain kafan putih untuk menutupi tubuh ikan yang akan dikubur tersebut. 

BACA JUGA:10 Orang Tewas Akibat Truk Kontainer Tabrak Tiang Selular dan Halte

BACA JUGA:Hasil Tes Urine Sopir Negatif Narkoba, Dirgakkum Korlantas Polri: Diduga Gagal Rem

Puluhan ikan dewa tersebut dikubur dalam satu liang berukuran sedang, dengan cara dijajarkan dan ditumpuk di atas kain kafan, untuk kemudian ditutup. 

Terkait prosesi penguburan ikan dewa yang dilakukan mirip dengan penguburan jenazah manusia tersebut, Kuwu Desa Manis Kidul, Sudirman menjelaskan, bahwa hal itu adalah bagian dari perlakuan masyarakat setempat untuk menjaga bentuk-bentuk kearifan lokal.

“Karena perlakuannya dari dulu memang begitu. Karena ini ikan warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah tersendiri,” kata Sudirman, seperti dilansir radarcirebon.com, Rabu, 31 Agustus 2022.

BACA JUGA:Gelombang Air Laut di Pantai Selatan Cipatujah Tasik Mulai Normal, Tempat Wisata yang Rusak Mulai Diperbaiki

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarcirebon.com