Komnas HAM Sudah Kantongi Lima Data Rekaman CCTV Tewasnya Brigadir J, Kondisinya Rusak atau Tidak Ya?
CCTV di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo. -disway.id-
JAKARTA, RADARTASIK.COM - Beka Ulung Hapsara, Komisioner Komnas HAM memastikan pihaknya sudah menemukan lima data rekaman recorder CCTV .
Data tersebut diperoleh dari hasil uji balistik Tim Puslabfor Mabes Polri dalam penanganan kasus kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Namun sampai saat ini data rekaman itu masih berada di Puslabfor Mabes Polri, pihak Puslabfor masih mencari dan melengkapi hasil dari rekaman CCTV tersebut.
BACA JUGA:Laporan Harta Kekayaan Irjen Ferdy Sambo Tidak Bisa Diakses Publik, Begini Kata KPK
“Kami melakukan pertemuan cukup lama hingga lima setengah jam karena materi yang dibahas cukup banyak dan detil,” kata Beka Ulung Hapsari selaku Komisioner Komnas HAM.
"Yang pertama soal DVR (Digital Video Recorder) kaitannya dengan rekaman CCTV," lanjutnya.
"Jadi ada lima DVR tadi yang disampaikan datanya ke Komnas HAM," akunya.
BACA JUGA:Haris Pertama Minta Benny Mamoto Diperiksa Terkait Pernyataannya Mengenai Tewasnya Brigadir J
Dalam pertemuan tersebut, terdapat tiga data penting yang di bahas oleh Komnas HAM dengan tim labfor.
Pertama adalah lima data TVR atau data CCTV yang di sampaikan oleh pihak tim Lapfor dan yang kedua adalah terkait data satu HP dari pihak yang terkait dengan tewasnya Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.
Ketiga data tentang balistik, mulai dari jumlah peluru yang diperiksa di lap, jenis senjata yang digunakan serta GSR atau guns shoot residu.
Selain itu ada juga tentang metalurgi atau komposisi logam dari peluru yang digunakan.
Choirul Anam, Komisioner Komnas HAM mengatakan sudah meminta hasil CCTV tersebut sejak pertama kali dilakukannya pemeriksaan.
"Kan DVR ini sebelumnya sudah kami minta ketika digital forensik pertama kali datang ke Komnas HAM. Terus memang minta waktu untuk melakukan uji forensiknya," kata Anam.
"Tadi kami diberikan hasilnya, kalau ada pertanyaan apakah itu rusak, tidak rusak, kenapa rusak, atau apapun kondisinya tadi kami dikasih tahu," jelasnya.
Terkait dengan uji balistik yang paling penting soal peluru, peluru itu akan dicek metalurginya apakah identik dengan senjata yang diberikan kepada lapfor oleh penyidik atau tidak.
“Selain itu juga diungkapkan identitas senjata yang jumlahnya ada 2,” pungkas Anam.
Choirul Anam juga mengatakan tim lamfor sudah menjelaskan kondisi TVR, apakah mengalami kerusakan atau tidak, serta penyebab kerusakannya.
Sayangnya Komnas HAM tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kondisi rekaman CCTV tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: