Apa Perbedaan E-Wallet dan M-Banking ? Kamu Lebih Suka yang Mana ?

Apa Perbedaan E-Wallet dan M-Banking ? Kamu Lebih Suka yang Mana ?

Ilustrasi penggunaan E-Wallet dan M-Banking. Foto : jabarekspres --

Masyarakat Indonesia tampaknya cenderung menggunakan lebih dari satu aplikasi E-Wallet sebagai alat transaksi. Menurut data, rata-rata konsumen di Indonesia menggunakan 3,16 E-Wallet secara bersamaan.

Hal itu kemungkinan disebabkan banyaknya penawaran manfaat, diskon, dan layanan yang berbeda di setiap aplikasi.

Eksistensi Mobile Banking Digerus Tren E-Wallet

Mobile banking merupakan salah satu saksi sejarah digitalisasi transaksi perbankan di Indonesia. Dimulai dari layanan SMS Banking, Internet Banking, dan kini mulai digunakan mobile banking berbasis aplikasi.

BACA JUGA:Film Pengabdi Setan 2:Communion, Pilih Shooting di Rusun Gara-Gara Tempatnya Sudah Penuh Misteri

Penggunaan smartphone adalah salah satu faktor paling berpengaruh dari perkembangan mobile banking. Hal yang membedakan dengan E-Wallet, mobile banking diinisiasi oleh perbankan sehingga hanya bisa digunakan oleh nasabah bank tertentu saja.

Awalnya, mobile banking dikembangkan hanya dengan fitur transfer dan pengecekan saldo rekening, tetapi kemudian menambah banyak fitur, mulai dari pembelian pulsa dan paket data, pembayaran tagihan, hingga layanan pengisian saldo E-Wallet.

Menurut final report dari International Finance Corporaton, dari total penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa, terdapat sekitar 70 juta orang yang diperkirakan memiliki rekening bank. Pernyataan tersebut didukung oleh Head of Mandiri Institute Yudo Wicaksono.

BACA JUGA:Para Pecinta Bakso Wajib Tahu Nih, Efek yang Akan Dirasakan Akibat Terlalu Banyak Makan Bakso

“Kalo kita lihat pada 2020 itu sendiri, data dari Susenas sekitar 40,3 persen. Artinya, 80,27 juta orang memiliki akun bank,” kata Yudo dalam webinar Indonesia Darurat Kejahatan Siber beberapa waktu lalu.

Untuk mobile banking, di 2021, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lonjakan penggunaan mobile banking dan Internet Banking hingga 300 persen. Salah satu faktor pemicu melejitnya angka kenaikan tersebut yakni adanya pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, transaksi ulang elektronik pun dari tahun 2015 hingga 2020 mengalami peningkatan hampir 47 persen, yaitu dari Rp5,28 triliun menjadi Rp204,9 triliun. Melihat peningkatan yang sangat baik dari penggunaan mobile banking, tampaknya produk perbankan satu ini masih memiliki eksistensi yang kuat meskipun E-Wallet terus berusaha menguasai pasar keuangan Indonesia.

BACA JUGA:Apa yang Akan Terjadi Ketika Bumi Berputar Lebih Cepat ? Ini Temuan Para Ahli

Ditambah, mobile banking masih menjadi alat utama yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mengisi saldo E-Wallet. Hal itu berarti, sampai sekarang keberadaan mobile banking masih sangat diperlukan oleh para pengguna E-Wallet. E-Wallet vs Mobile Banking.

Mana yang Lebih Populer?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: