Sengketa Ladang Gas, Hizbullah Lebanon Ancam Israel
LEBANON, RADARTASIK.COM - Kelompok Hizbullah Lebanon telah memposting sebuah video yang menunjukkan bahwa industri gas alam lepas pantai Israel akan diserang.
Serangan akan dilakukakan jika negara zionis itu tidak menyelesaikan sengketa perbatasan laut dengan Lebanon.
Hizbullah memposting video pada hari Minggu 31 Juli kemarin, yang menunjukkan rekaman drone yang menargetkan kapal Israel.
BACA JUGA:Presiden-Presiden Amerika Serikat Ini Tewas Ditembak, Siapa Saja Mereka? JFK Paling Muda
Video tersebut juga menunjukkan koordinat untuk setiap lokasi yang ditampilkan.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah memperingatkan dalam posting video itu bahwa “bermain dengan waktu tidak berguna” dalam sengketa wilayah Israel dengan Lebanon soal ladang gas alam di Karish.
Rekaman video itu diambil pada hari Sabtu dan pada 9 Juni lalu, tapi gambar video itu dilaporkan diambil di Karish.
BACA JUGA:Jam Tangan Emas Milik Hitler Laku 16 Miliar
Karish ladang gas di perairan yang disengketakan antara Israel dengan Lebanon, namun perusahaan yang berbasis di London, Energean, berencana untuk mulai memompa gas di bawah kontrak dengan pemerintah Israel tahun depan.
Sengketa wilayah meningkat setelah kapal produksi, penyimpanan dan pembongkaran (FPSO) terapung Energean tiba di Karish pada bulan Juni.
Ladang minyak tersebut terletak sekitar 90 km barat Haifa, dekat pengembangan gas Leviathan dan Tamar Israel yang lebih besar yang dan diperkirakan menampung lebih dari 1,8 triliun kaki kubik bahan bakar.
Presiden Libanon, Michel Aoun memperingatkan setiap upaya untuk memanfaatkan simpanan gas di daerah yang diperebutkan tanpa terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan akan dilihat sebagai "provokasi dan tindakan agresif."
Namun seperti biasa, negera zionis itu bersikeras bahwa blok Karish terletak sepenuhnya di dalam zona ekonomi eksklusif Israel, seperti yang diakui oleh PBB.
AS sekarang berusaha menengahi negosiasi antara Lebanon dan Israel.
Faktanya, video Hizbullah itu dikeluarkan beberapa jam sebelum utusan AS Amos Hochstein dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Lebanon di Beirut.
"Mencapai resolusi itu perlu dan mungkin, tetapi hanya dapat dilakukan melalui negosiasi dan diplomasi," kata Departemen Luar Negeri AS.
Ladang gas Levant Basin berpotensi membantu Lebanon meredakan krisis energi yang telah menyebabkan seringnya pemadaman listrik.
Pendapatan yang dihasilkan oleh kontrak dengan produsen gas juga dapat membantu mempercepat pemulihan Lebanon dari keruntuhan keuangan yang telah berlangsung sejak 2019.
Israel sebelumnya dianggap Negara miskin cadangan hidrokarbon, namun berubah dari pengimpor bahan bakar fosil menjadi Negara pengekspor.
Hal itu terjadi setelah perusahaan AS, Noble Energy dan penjelajah lainnya mulai menyerang gas di Levant pada tahun 2000.
Leviathan diperkirakan menampung 18 triliun kaki kubik gas dan memanfaatkanya membuat Israel menjadi pengekspor bahan bakar yang penting pada tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: russian today