Impor Produk Farmasi Capai Rp 60 Triliun

Impor Produk Farmasi Capai Rp 60 Triliun

RADARTASIK, JAKARTA - Nilai impor produk farmasi Indonesia mengalami kenaikan tajam. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjelaskan, kenaikan tersebut mayoritas dipicu pembelian vaksin Covid-19.

Ke depan diharapkan vaksin Covid-19 Merah Putih bisa diproduksi dalam jumlah besar dan diekspor. Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan mengatakan, pada 2019 lalu nilai impor produk farmasi ke Indonesia USD 774 juta. Kemudian pada 2020 naik menjadi USD 940 juta.

“Lalu di 2021 naik tajam menjadi USD 4.131 juta (Rp 60,9 triliun),” katanya dalam Konferensi The road to Indonesia 4.0 with Achema di Jakarta pada Kamis (16/6/2022).

Marolop mengatakan, kenaikan nilai impor produk farmasi tersebut didominasi oleh belanja vaksin Covid-19. Seperti diketahui seratus persen vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia adalah produk impor.

Dia memahami karena virus Covid-19 terbilang baru, sehingga butuh waktu untuk bisa memproduksi vaksin sendiri. “Penyumbang terbanyak (kenaikan nilai impor produk farmasi) naik 200 persen gara-gara impor vaksin pada 2020 dan 2021,” jelasnya.

BACA JUGA: Bikers Ramaikan Gelaran Honda CB150X Urban Ride

Marolop mengatakan, seiring dengan dimulainya riset vaksin Merah Putih, dia berharap dapat segera diproduksi massal. Sehingga nantinya vaksin Covid-19 Merah Putih tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri saja.

Tetapi juga kebutuhan internasional. Sehingga bisa meningkatkan nilai ekspor produk farmasi dari Indonesia. Saat ini nilai ekspor produk farmasi dari Indonesia ke mancanegara baru USD 536 juta. Jauh di bawah nilai impor produk farmasi yang masuk ke Indonesia.

Selain itu dengan adanya ekspor vaksin Covid-19 Merah Putih, bisa memperbanyak ragam produk kesehatan yang diekspor. Marolop mengatakan sampai saat ini produk alat kesehatan buatan Indonesia yang diekspor masih kategori teknologi rendah.

Seperti ranjang, tempat sampah medis, dan rubber glove atau sarung pelindung tangan dari karet. “Padahal potensi pasar alat kesehatan di luar negeri masih terbuka lebar,” tuturnya.

Head of Business Development & Sales Dechema Ausstellungs-GmBH Andreas Konert mengakui bahwa pasar alat kesehatan, termasuk buatan Indonesia, di luar negeri masih terbuka lebar. Dia mengakui bahwa pandemi Covid-19 telah membawa perubahan besar, termasuk dalam dunia kesehatan. Dia mengatakan produk alat kesehatan maupun farmasi Indonesia bisa diperkenalkan melalui forum Achema yang mereka gelar di Frankfurt, Jerman. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: