Mesti Ada Jaminan Daya Tarik,Penataan Jalan Cihideung dan HZ Mustofa

Mesti Ada Jaminan Daya Tarik,Penataan Jalan Cihideung dan HZ Mustofa

RADARTASIK, TASIKMALYA – Penataan pusat kota, di antaranya kawasan Jalan Cihideung dan HZ Mustofa, tidak dipungkiri berdampak pada berbagai kepentingan publik yang dikorbankan. Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya harus bisa menjamin hasil penataan memiliki daya tarik maksimal.

Dari informasi yang dihimpun Radar, terdapat beberapa dampak dari penataan Jalan Cihideung dan HZ Mustofa terhadap akses publik. Di antaranya yakni layanan parkir lebih jauh, lalu lintas berkurang, bongkar muat barang pertokoan tak lagi dekat, dan akses warga sekitar berubah.

Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat sepakat dengan upaya pemerintah melakukan penataan di kawasan tersebut. Karena HZ Mustofa dan Cihideung merupakan salah satu kawasan yang punya nilai khusus. ”Salah satu ikon dan punya magnet tersendiri,” ujarnya kepada Radar, Selasa (14/6/2022).

Namun demikian, penataan jangan sampai dilakukan secara asal-asalan. Pasalnya jika sekadar menata, tanpa ada pembangunan besar-besaran pun kawasan itu bisa ditata. ”Jadi harus punya daya tarik dari mulai seni dan budaya,” katanya.

BACA JUGA: DKP3 Perbolehkan Kiriman Hewan Kurban dari Luar Kota, Perhatikan Syaratnya!

Daya tarik yang dimaksud yakni konsep penataan, dekorasi dan pengelolaan di lokasi. Misalkan, di area tersebut terdapat dekorasi yang menarik tetapi tetap memiliki nilai budaya lokal. ”Jadi warga yang datang ke sana bisa merasakan suasana yang bernilai lebih dibanding tempat lainnya,” ucapnya.

Maka dari itu, penataan harus dilakukan secara detail supaya dampak negatif yang ditimbulkan bisa terbayar oleh hasil yang lebih baik. Karena akan terjadi masalah besar ketika hasilnya nanti jauh dari ekspektasi. ”Jangan sampai penataan ini jadi proyek yang mubazir,” tuturnya.

Terkait hilangnya sarana parkir yang lebih jauh, menurut dia, tidak masalah karena tidak ada yang salah dengan jalan kaki. Justru dengan begitu keberadaan toko bisa lebih terlihat oleh pengunjung. ”Kalau pakai kendaraan, pengunjung hanya fokus pada satu tempat dan tidak melirik apa saja yang ada di situ,” ucapnya.

Pihaknya menyesalkan ketika ada hambatan terhadap akses warga sekitar. Namun di sisi lain, Cihideung dan HZ Mustofa bukan hanya kepentingan masyarakat setempat. ”Kita bicara soal Kota Tasik, bukan wilayah yang sekitar saja,” ujarnya.

Sementara itu, Forum Peduli Cihideung (FPC) masih belum menerima kejelasan dari pemerintah soal penataan tersebut. Pasalnya warga sekitar menyesalkan dengan adanya penutupan akses untuk kendaraan.

Hal itu diungkapkan Sekretaris FPC Ade Kurniawan yang mengaku belum bisa banyak berkomentar. Namun, yang pasti, pihaknya menyesalkan tidak adanya sosialisasi kepada masyarakat. ”Dulu kan bilangnya kalau ada apa-apa akan segera disosialisasikan, ternyata tidak,” katanya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: