Atalia Prayatya Tulis Pesan Terakhir untuk Eril: Tunggu ya Sayang Insyallah Kita akan Bersama Lagi

Atalia Prayatya Tulis Pesan Terakhir untuk Eril: Tunggu ya Sayang Insyallah Kita akan Bersama Lagi

Radartasik, BANDUNG, - Atalia Praratya menuliskan pesan terakhir untuk almarhum putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril. 

Atalia menyatakan bahwa melepas kepergian Eril dengan keikhlasan merupakan bentuk cinta tertinggi dirinya dan sang suami, Ridwan Kamil.

Dalam unggahan di akun Instagram dan Twitter pribadinya tersebut Atalia juga ikut menyertakan sejumlah foto, yang salah satunya foto saat dirinya bersama Ridwan Kamil serta anak perempuanya dan anak bungsunya yang sedang mencium peti jenazah Eril.

BACA JUGA:Mbak Rara Pawang Hujan Muncul di Acara Pemakaman Eril, Netizen Langsung Berisik

“Melepasmu dengan keikhlasan adalah bentuk cinta tertinggi kami padamu a Eril. Semoga Aa tenang di surga dalam balutan kasih sayang Allah SWT. Surga yang digambarkan begitu indah yang mengalir dibawahnya sungai sungai..,” tulis Atalia Praratya.

“Ijin kan kami memelukmu lagi nanti bila waktunya tiba.. Tunggu ya sayang.. insyallah kita akan bersama lagi,” sambungnya.

Sementara sebelumnya, Ridwan kamil menyampaikan sepenggal cerita tentang anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz, seusai prosesi pemakaman.

BACA JUGA:Kasus David Vidi yang Menuding Eril Meninggal Rekayasa, Ternyata Belum Dihentikan, Begini Alasan Polisi

“Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan hikmah dari kepergian Eril,” kata Ridwan Kamil, yang dikutip dari Antara.

Dia menceritakan bagaimana 14 hari masa pencarian Eril terasa begitu panjang dan melelahkan bagi keluarganya. Dia juga menceritakan bagaimana keluarga akhirnya menerima kepergian Eril dengan hati lapang dan memetik pelajaran serta hikmah dari kejadian itu.

Dia juga mengemukakan bahwa amal anak sulungnya dalam masa 23 tahun hidupnya ternyata sudah memadai untuk mendatangkan kecintaan dari banyak orang.

BACA JUGA:Waduh! Aktor Laga Iko Uwais Dilaporkan ke Polisi, Diduga Lakukan Pemukulan

“23 tahun memang belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar. Namun, terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar,” katanya.

“Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tetapi tentang tiap hela nafas yang dipakai untuk berbuat baik. Walaupun hal kecil dalam sehari-hari,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: