Persiapan Pilpres 2024, Sandiaga Uno dan Erick Thohir Berpeluang Mundur dari Kabinet Jokowi
Editor:
usep saeffulloh|
Senin 18-04-2022,09:00 WIB
Radartasik.com, Empat menteri di pemerintahan saat ini berpeluang maju di Pilpres 2024. Akan sulit bagi para menteri jika meneruskan pekerjaannya dan fokusnya kepada pencalonan Pilpres 2024.
Lalu siapa yang paling berpeluang mundur dari
Kabinet Indonesia Maju?
Pasalnya, pekerjaan politik menghadapi
Pilpres 2024 lebih sulit dibandingkan menjalankan tugas dan fungsi di
Kementerian yang diisi perangkat berjenjang, dari sekjen sampai kepala bidang.
”Maka tidak ada pilihan lain, mengambil opsi mundur dari pada melanjutkan bagi meteri yang ingin maju di
Pilpres 2024,” kata Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing, Minggu 17 April 2022.
Pekerjaan di politik akan menguras waktu, tenaga, pikiran. Tak terkecuali pendanaan. Partai bukan seperti di Kementerian, stabilitas cendrung berubah-ubah.
Dinamika cepat berganti. Karena, kepentingan politik yang melatarbelakangi dimensi itu. Partai tidak berkutat pada persoalan administrasi atau program kerja seperti di
Kementerian yang mengikuti visi dan misi Presiden.
”Akan lebih mudah mengkoordinasikan di perangkat pemerintah. Kalau mengambil jalan cuti, apakah efektif? Seperti
Erick Thohir,
Sandiaga Uno, mereka berlatar-belakang pengusaha, saya yakin konsentrasinya akan lebih terfokus pada urusan lobi partai,” terang Emrus.
”Ketua umum memiliki kekuatan untuk mengatur ritme partai, dan tidak terlalu repot, karena terbiasa,” jelas Emrus.
Direktur Eksekutif Lembaga Emrus Corner itu menambahkan, koalisi partai untuk mengusung
Erick Thohir maupun
Sandiaga Uno tentu berkaca pada banyak sisi. Pertama popularitas, elektabilitas dan kedua modal logistik.
”Ini bukan persoalan mudah. Karena partai memiliki agenda tersendiri. Belum lagi kalkualasi menang kalah, menang dapat apa. Negosiasi tidak gampang. Sangat menyita waktu dan menggangu kinerja,” imbuhnya.
Meski pun, sambung Emrus, tidak ada larangan bagi para kandidat yang berniat maju dalam kapasitas sebagai menteri.
”Bisa saja cuti saat kampanye. Lima atau 10 hari, bisa saja ambil cuti, apakah mengganggu saya pastikan mengganggu dengan tugas utamanya sebagai pembantu Presiden,” terangnya.
Emrus menyarankan, usulkan saja wakil menterinya merangkap sebagai menteri, atau wakil menteri kewenangannya ada di sekjen atau merangkap.
”Kalau soal profesionalitas, pasti profesional dan produktif, dibandingkan dengan negosiasi politik. Kenapa? Karena sekelas sekjen atau dirjen sudah terbiasa dengan tugas. Lebih efesien,” jelasnya.
Intrik politik juga akan menyita perhatian publik. ”Apa sudah siap. Soal melobi partai itu tidak gampang lho. Apalagi memutuskan kandidat. Kalau bukan orang partai, sulit juga,” kata dia.
Presiden Jokowi sambung Emrus diyakini akan terus memantau konstelasi politik dan perkembangan yang terjadi di lingkaran
kabinet.
Terutama para menteri yang terus mengembangkan sayapnya, bergerilya mencari dukungan partai dan masa. Belum lagi persoalan popularitas yang harus ditingkatkan.
”Sekali lagi cukup menyita energi dan modal. Maka jangan tanggung, kerjakan dulu yang prioritas,” imbuhnya.
Ketika ditanya
Presiden Jokowi merapat ke siapa? Emrus menekankan
Jokowi akan mendukung kandidat yang
sustainable.
”Beliau menginginkan presiden mendatang melanjutkan tongkat estafet pembangunan 2 periode yang telah dikerjakan.
Jokowi juga punya pengaruh yang besar dalam suksesi
Pilpres 2024. ”Tidak bisa anggap remeh, karena beliau memiliki basis masa rill yang dapat digerakan setiap saat,” papar Emrus.
Kekuatan putra-putri bangsa yang berniat mencalonkan diri dalam
Pilpres 2024 mendatang, sudah pasti diketahui
Jokowi. Baik dari sisi elektabilitas, popularitas dan kekuatan massa pendukung. Termasuk kedepatan partai politik.
Dia sangat memahami kondisi di lingkarannya termasuk atmosfer di luar yang begitu cepat berubah. Tinggal, seberapa pintar kandidat ini menarik
Jokowi dan massanya dalam gerbong suksesi.
”Pengaruh
Jokowi tidak bisa dikesampingan,” ujar Emrus.
(Disway)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: