Tembok Irigasi yang Jebol Belum Diperbaiki, Warga Purbaratu, Kota Tasikmalaya Khawatir Terjadi Banjir Lagi

Tembok Irigasi yang Jebol Belum Diperbaiki, Warga Purbaratu, Kota Tasikmalaya Khawatir Terjadi Banjir Lagi

Radartasik.com, KOTA TASIKMALAYAWarga korban banjir, akibat jembolnya tembok irigasi Sungai Dalemsuba di Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya dihinggapi kecemasan.


Kecemasan yang dirasakan warga itu karena tembok irigasi yang jebol sampai saat ini belum diperbaiki. 

Mereka cemas saat kawasan Purbaratu dan sekitarnya diguyur hujan lebat lagi, maka air banjir akan menggenangi rumah-rumah mereka. 

"Kami menginginkan segera diperbaiki, karena takut terjadi banjir lagi," kata salah seorang warga, Rendi (34).

Apalagi, kata dia, jebolnya tembok irigasi tersebut bukan pertama kalinya, bahkan sudah terjadi tiga kalinya. 

"Kali ini ke tiga kalinya yang terparah, karena air besar, sebelumnya juga jebol saat musim hujan hanya tidak seperti saat ini," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, untuk antisipasi agar tidak jebolnya tembok tersebut harus ada perbaikan lebih panjang di lokasi jebolnya tembok tersebut. 

"Itu kan yang jebol ada sekitar 30 meter harus 100 meter, karena dekat dengan itu ada tembok yang sudah retak," kata dia.

Warga lainnya, Abah Elan (52) juga waswas. Dia khawatir terjadi banjir lagi bila tidak segera ada solusi untuk tembok jebol itu. 

"Harapan kami hari ini segera diperbaiki, karena kami takut datang air besar lagi," katanya. 

Menurutnya, untuk sementara ini agar air tidak besar seperti pada Jumat malam, minimal ada bendungan penahan air, baik dari tanah atau batu agar air tidak langsung ke pemukiman warga. 

"Untuk antisipasinya apa lah gitu, menggunakan tanah yang dimasukan dalam karung atau batu, harapan besar kami seperti itu Pak," kata dia. 


Bersihkan Lumpur

– Setelah direndam banjir besar pada Jumat (15/4/2022), warga usai sahur dibantu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya membersihkan lumpur. 

Pembersihan lumpur sisa banjir di Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratau, Kota Tasikmalaya menggunakan alat penyedot air yang dibawa oleh BPBD.

Yani Suryani (47), warga koban banjir mengatakan, dirinya mulai membersihkan lumpur di rumahnya sejak Pukul 06.00 pagi, saat ini kondisi banjir sudah surut. 

"Kami bersihkan dengan alat seadanya, termasuk mencuci berbagai barang dan peralatan yang terendam," kata Yani Suryani kepada radartasik.com saat ditemui saat membersihkan rumahnya Sabtu (16/4/2022).

Akibat rumahnya terendam banjir, kata Yani, semua barang miliknya di dalam rumah terendam. 

Air banjir, kata dia, tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya. Saat itu, air di dalam rumah se-dada orang dewasa. 

"Semua basah terendam, termasuk pakaian, makanya kami saat ini cuci dan jemur, agar ada untuk ganti," kata Yani.

Menurut dia, rumahnya menjadi korban terdampak paling parah dalam insiden banjir tersebut. 

Banjir di Purbaratu akibat irigasi Dalemsuba di Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya jebol. 

"Paling parah Pak. Ada sekitar 50 rumah yang paling parah termasuk rumah saya," kata Yani menjelaskan.


Lakukan Penyisiran

Sementara itu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, Kliber Restiawan mengatakan saat ini BPBD dan relawan lainnya terus melakukan penyisiran.

Mereka bahu membahu membatu warga membersihkan lumpur di rumah yang terdampak banjir. 

"Kita saat ini melakukan penyisiran untuk membantu membersihkan lumpur di rumah warga," kata dia.

Peralatan yang dipakai BPBD Kota Tasikmalaya untuk membatu membersihkan yaitu alat penyedot air. "Mudah-mudahan hari ini selesai," ujarnya.

Sementara itu setelah air banjir surut, terlihat lumpur yang cukup tebal diperkirakan 5-10 senti meter di dalam rumah. 

"Pemukiman yang kita bersihkan ini yang paling parah terdampak, ketinggian air hingga dada orang dewasa," kata dia. 


Sahur Bersama di Pengungsian

Puluhan warga yang rumahnya terendam banjir di Kampung Sukasirna, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, sahur bersama di lokasi pengungsian, Sabtu (16/04/22) dini hari. 

Warga yang didominasi emak-emak dan anak-anak ini diungsikan secara terpusat di sebuah masjid dan madrasah, karena rumahnya tak bisa dihuni lagi akibat terendam banjir dari luapan sungai Dalemsuba.

Pengurus RW setempat, Aep Saepidin mengatakan, jumlah warga yang mengungsi di madrasah tersebut berjumlah sekitar 45 jiwa dari satu ke RT-an. 

Mereka, kata dia, terpaksa harus melakukan sahur bersama di madrasah, lantaran semua perabotan rumah tangga di rumahnya hilang terbawa banjir.

"Ini yang ngungsi dan sahur di sini berjumlah 14 kepala keluarga, atau sekitar 45 jiwa," kata Aep kepada wartawan.

"Ini warga satu RT, sementara warga yang lain mengungsi di rumah saudaranya. Mereka harus sahur di sini karena perabotan mereka seperti kompor gas dan lain-lain ikut hanyut terbawa banjir," sambungnya. 

Terang Aep, hingga sabtu dini hari, debit air sudah berangsur surut. Meski demikian, warga belum bisa pulang ke rumahnya karena masih ada sekitar 10 centimeter air yang menggenang.

"Sejauh ini, debit air sudah mulai surut. Namun, warga masih harus mengungsi karena air masih ada sekirar 10 sentian kang," terangnya. 

Aep berharap, pemerintah secepatnya memberikan bantuan kepada para korban banjir ini. Baik dari segi logistik, maupun solusi agar banjir tak terjadi lagi di kampungnya.

"Kami berharap pemerintah maupun dermawan secepatnya membantu kami, agar warga bisa kembali bangkit secara psikologinya," harapnya. 

Sementara itu Satgas Badan Penanggulangan Bersama Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, Aam Maulana menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan evakuasi warga yang menjadi korban bencana banjir.

Menurutnya, warga yang terdampak banjir di evakasai ke dua lokasi yaitu ke rumah warga Yang aman dan ke madarasah. 

"Ya ngungsi diperkirakan dua lokasi RT 01 kurang lebih 30 jiwa di madrasah,” ujarnya.

“RT 02 kurang lebih 35 jiwa di rumah sodaranya masing-masing," tuturnya.

Selain itu pihak BPBD Kota Tasikmalaya juga menyiapkan makanan untuk sahur para korban banjir yang mengungsi ke madrasah. 

Hingga saat ini kondisi debit air di lokasi bencana banjir itu perlahan sudah mulai surut dan sebagian rumah masih ada yang terendam. 

"Ya kondisi saat ini debit air sudah mulai surut di RW 05 kurang lebih 10 cm lagi,” kata dia menjelaskan.

“RW 06 ada empat rumah masih terendam karena tak ada pembuangan jadi nunggu aliran sungai surut," tambahnya.

Adapun untuk berbuka puasa para korban, pihaknya bersama tim gabungan akan mendirikan dapur umum. 

"Rencananya akan didirikan dapur umum dan tenda pengungsi untuk berbuka puasa milik Polres Tasikmalaya Kota," tukasnya. 


159 Rumah Warga Terendam


Dalmas Polres Tasikmalaya Kota turun ke lokasi banjir di Kampung Sukasirna, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jumat (15/04/22) malam. 
Berdasarkan data pihak Kepolisian, hingga pukul 22.00 WIB, di kampung ini sebanyak 159 rumah yang terendam banjir. Ketinggian air merendam perkampungan hampir 2 meter. 

"Jadi betul ini banjir karena debit air yang tinggi mengairi Sungai Dalemsuba. Tanggulnya jebol kurang lebih 30 meter, sehingga air masuk ke pemukiman dan berdampak di RT 1 dan RT 2, Kelurahan Sukanagara," ungkapkan Kabag Ops Polres Tasikmalaya Kota, Kompol Shohet.

"Untuk sementara data dari lapangan sekitar 159 rumah yang terdampak. Langkah selanjutnya kita tetap melakukan penyisiran kalau-kalau ada warga yang belum terevakuasi dan masih terjebak air," sambungnya.

Hingga kini warga yang jadi korban banjir telah dievakuasi ke tempat yang sudah disiapkan yaitu di madrasah dan masjid. 

"Kedalaman air sekitar 170-180 centimeter ketika debit air tinggi. Sekarang perkembangannya semakin menurun. Kita dan BPBD menerjunkan perahu karet juga untuk mengevakuasi dan patroli ke pemukiman," jelasnya. (ujang nandar / rezza rizaldi / radartasik.com)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: