Metode Tim SAR Swiss Mencari Eril Dipertanyakan Kepala Basarnas RI: Terlalu Manual dan Fokus Visual

Metode Tim SAR Swiss Mencari Eril Dipertanyakan Kepala Basarnas RI: Terlalu Manual dan Fokus Visual

Radartasik, JAKARTA – Metode pencarian putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) oleh Tim SAR Swiss dipertanyakan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Hendri Alfian.

Pencarian Eril oleh Tim SAR Swiss dinilai masih terlalu manual, sehingga menyulitkan penemuan korban yang hanyut atau tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Metode dan teknologi yang dipakai Tim SAR Swiss yang terlalu manual, kata Hendri Alfian menyulitkan tim SAR menemukan Eril.

"Kalau masalah kok sampai sekarang belum bisa (Eril) ditemukan? Perlu diingat, air yang deras itu adalah hasil dari lelehan atau cairan gletser," kata Hendri, dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi pada Sabtu, 4 Juni 2022.

"Sehingga menjelang musim panas, itu (lelehan) semakin kuat," ucapnya menambahkan.

Hendri Alfian mengakui banyak orang yang mengira bahwa air di Sungai Aare terlihat sangat jernih.

Akan tetapi jernih yang ada di sungai tersebut dikarenakan lelehhan salju yang pada akhirnya tidak tampak terlalu bening.

"Di sana ada pernyataan kalau 99,9 persen atau 3 minggu kan (korban diperkirakan ditemukan), ya itu menunggu dikomposit itu kalau memang beliau itu yang tidak kita inginkan (meninggal)," tuturnya.

Lebih lanjut, Hendri pun juga masih penasaran apakah Eril tersangkut di bebatuan atau hanyut sampai lokasi yang sangat jauh.

Terkait dengan sistem pencarian, Hendri melihat Tim SAR Swiss menggunakan fokus visual.

Cara seperti itu dinilai kurang baik untuk mencari orang yang hilang di dalam air sungai karena justru akan menyulitkan proses pencarian.

"Dia (Tim SAR Swiss) menggunakan teropong air, sedangkan di Indonesia kita sudah menggunakan teknologi redar, jadi kita bisa mencari pakai sonar," ujar Hendri.

"Saya melihat dari kemarin memperhatikan metode pencarian di sana manual sekali menurut saya," tambahnya.

Hendri menjelaskan, Tim SAR Swiss akan terus mengalami kesulitan mencari orang hilang di sungai apabila masih menggunakan metode melihat dari teropong ke bawah air yang keruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id