Mikroplastik Cemari Sungai Citanduy

Mikroplastik Cemari Sungai Citanduy

radartasik.comTim Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan kontaminasi mikroplastik. Polusi berjenis fiber dan filamen itu mencemari air Sungai Citanduy dengan kadar tinggi dan kian memprihatinkan.


Ketua Tim Ekspedisi Amiruddin Muttaqin menuturkan hasil pengolahan data sampel air di sungai yang membentang Kota Tasikmalaya itu disebabkan limbah domestik. Mulai dari pembuangan air binatu atau pencucian pakaian yang menghasilkan benang polyster. Sementara, kontaminan filamen atau lembaran plastik disebabkan banyaknya kantong keresek maupun kemasan makanan yang dibuang ke sungai.

”Ini lantaran sampah dihasilkan baru terlayani sekitar 40 persenan, sisanya dibuang ke lahan terbuka, dibakar dan sebagian besar dibuang ke sungai,” tuturnya di sela pengecekan sampel di Kampung Batalengsar Kelurahan Kersamanah Kecamatan Cipedes, Kamis (31/3/2022).

Menurut dia, Indonesia dalam satu tahun menghasilkan delapan juta ton sampah plastik. Tiga juta ton di antaranya yang mampu diolah pemerintah. Lima lainnya dibuang ke alam dan dibakar sisanya dibuang ke sungai yang berakhir di lautan. ”Ini sudah sangat memprihatinkan, memang tidak disebabkan sepenuhnya warga kota, melainkan dari daerah bagian hulu sungai turut berkontribusi mencemari sungai yang mengalir di kota ini,” ujarnya.

Dia menambahkan aliran Citanduy bermuara di Pangandaran dan daerah Jawa Tengah. Di mana titik tersebut merupakan sentra perikanan terbesar di Pulau Jawa, yang seharusnya bisa ditekan volume polusi airnya agar ikan bisa hidup dengan sehat. ”Maka volume sampah plastik di aliran Citanduy mesti dan mutlak harus dikendalikan,” kata Amiruddin.

Relawan Sungai Nusantara, Rizal Zailani menjelaskan sampah plastik yang menuju ke laut akan mencemari perikanan kelautan. Kontan kondisi tersebut mengonfirmasi temuan UNEF bahwa pada 2050 jumlah plastik di laut akan lebih banyak dibandingkan ikan.

”Keburukan kualitas Sungai Citanduy menjadi keprihatinan para pegiat dan relawan konservasi di beberapa wilayah di Jawa Barat. Atas dasar hasil pengukuran kualitas air sungai tersebut peneliti dari Ecoton merekomendasikan beberapa Langkah perbaikan, supaya diperhatikan pemda terkait,” kata Rizal.

Pihaknya menekankan supaya pemerintah daerah di aliran Sungai Citanduy bisa membuat regulasi berkaitan larangan penggunaan plastik sekali pakai. Juga menyediakan tempat sampah terkelola di level perkampungan di sepanjang bantaran Sungai Citanduy.

”Termasuk digencarkan kampanye penggunaan plastik sekali pakai mulai dari tas keresek, sachet, sedotan, styrofoam, botol plastik dan popok,” tuturnya. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: