Analisis Geopolitik: Rusia Akan Bagi Ukraina Mirip Korea Utara dengan Korea Selatan, Wow...

Analisis Geopolitik: Rusia Akan Bagi Ukraina Mirip Korea Utara dengan Korea Selatan, Wow...

Radartasik.com, Perang Rusia dengan Ukraina tidak menunjukkan gencatan. Kedua belah pihak sengit melakukan pertempuran. 


Target Rusia menaklukkan Ukraina dalam waktu singkat pun meleset. Perang sudah berjalan satu bulan.

Barat mulai melakukan analisis atas konflik tersebut. Termasuk Ukraina. Intelijen Ukraina mulai memberikan analisis: Rusia akan membagi Ukraina seperti Korea Utara dan Korea Selatan. 

Satu wilayah Ukraina berada di bawah kendali Rusia. Itu bagian daerah-daerah yang telah dikuasai Moskow. Sisanya, Ukraina yang belum dikuasai Rusia.

Analisis konsep pembagian wilayah Ukrania mirip Korut dan Korsel itu datang dari Kyrylo Budanov, Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, seperti dikutip dari Sky News.

Tidak mau konsep Rusia itu terwujud, Ukraina akan terus melakukan perlawanan. Termasuk segera meluncurkan perang gerilya di wilayah yang diduduki Rusia.

Itu terjadi ketika seorang pemimpin separatis di Ukraina Timur mengatakan wilayahnya ingin mengadakan pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia.

Leonid Pasechnik, kepala Republik Rakyat Luhansk, yang memproklamirkan diri, mengatakan pihaknya dapat mengadakan referendum "dalam waktu terdekat". 

Tujuan referendum itu untuk menanyakan pemilih apakah mereka mendukung menjadikan wilayah itu bagian dari Rusia.

Rusia telah mendukung pemberontak separatis di wilayah tersebut, dan Donetsk di dekatnya, sejak pemberontakan meletus di sana pada tahun 2014 setelah aneksasi Krimea.

Ini mengikuti pembaruan intelijen terbaru dari Kementerian Pertahanan Inggris, yang mengatakan medan perang di Ukraina utara tetap "sebagian besar statis" tetapi pasukan Rusia memusatkan upaya pada "pengepungan" pasukan Ukraina di timur.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan serangan balik lokal telah menghambat upaya Rusia untuk mengatur kembali pasukannya.

Ada kekhawatiran, kota Chernihiv, di utara Ukraina bisa menjadi seperti Mariupol berikutnya, yang dibombardir Rusia. Sebanyak 44 orang yang terluka parah —termasuk tiga anak– tidak dapat dievakuasi untuk perawatan, karena kota tersebut telah diblokade pasukan Rusia.

Lviv, di barat Ukraina juga mendapat ancaman pasukan Rusia menyerang depot bahan bakar dengan rudal jelajah presisi tinggi.

Sementara itu, dua koridor kemanusiaan telah disepakati pada hari Minggu (27/3/2022). Demikian menurut Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.

Iryna Vereshchuk mengatakan koridor, yang digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah garis depan, akan membentang dari daerah Luhansk dan Donetsk dan termasuk orang-orang yang meninggalkan Mariupol dengan mobil pribadi.

Sanksi kepada Rusia Bisa Dicabut Jika Invasi Berakhir

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan sanksi terhadap Rusia, bank dan bisnis dapat dicabut jika Rusia mengakhiri invasi ke Ukraina.
Berbicara kepada Sunday Telegraph, Liz Truss mengatakan "sanksi snapback" akan dipertahankan jika presiden Rusia melakukan serangan lagi.

Liz Truss mengatakan "unit negosiasi" telah dibentuk di Kementerian Luar Negeri Inggris untuk membantu kemungkinan pembicaraan damai antara Ukraina dengan Rusia. (sep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: