Berkah Even MotoGP, Perputaran Uang di Desa Wisata Fantastis
Reporter:
tiko|
Jumat 25-03-2022,17:00 WIB
Radartasik.com — Meski pagelaran MotoGP Mandalika telah berlalu, namun kebegembiraan masyarakat Lombok tidak memudar begitu saja. Kebahagiaan tak bisa disembunyikan. Khususnya warga di desa wisata, terlebih mereka mendapat berkah.
Perputaran uang di desa wisata selama MotoGP mencapai Rp 1 miliaran. Hal itu berasal dari paket wisata dan penyewaan homestay.
”Alhamdulillah. Di Desa Wisata Bilabante bahkan kita dengar perputaran uangnya sampai Rp 1 miliar,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Yusron Hadi, Kamis (24/3).
Tidak saja di Bilabante. Yusron menyebut Desa Wisata Tetebatu di Lombok Timur juga merasakan berkah MotoGP. Banyaknya pengunjung dan penonton yang menginap selama event MotoGP berlangsung.
”Setelah MotoGP, semoga desa wisata kita terus berkembang. Supaya semakin banyak pilihan akomodasi bagi penonton di tahun depan,” harapnya.
Pengembangan desa wisata bisa digenjot melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di tahun ini. Yusron menyebut target 150 desa wisata di NTB bisa ikut ajang ADWI. Jauh lebih banyak dibanding ADWI tahun lalu yang hanya 80 desa wisata.
”Tahun lalu, tiga desa wisata kita dapat posisi baik, untuk kategori daya tarik objek wisata, CHSE, dan kebersihan toilet. Itu di Senaru, Sesaot, dan Bonjeruk,” sebut Yusron.
Yusron menyebut di ADWI 2022 sudah ada 113 desa wisata yang mendaftar. Jumlah ini bisa bertambah. Sebab ada 125 desa wisata lainnya yang tengah menunggu hasil verifikasi dari kabupaten/kota di NTB. Jika semuanya lulus, artinya ada 238 desa wisata berpartisipasi di ADWI tahun ini.
”Tahun ini, desa-desa wisata seperti Tetebatu, Gili Indah juga ikut berpartisipasi untuk tingkat nasional,” katanya.
Melalui ajang AWDI, Yusron berharap ada lebih banyak perubahan di desa wisata. Sehingga di event MotoGP tahun depan, lebih banyak lagi wisatawan MotoGP yang menjatuhkan pilihan tempat akomodasinya di desa-desa wisata.
Potensi desa wisata sempat disinggung Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya. Katanya, wisatawan yang datang ke NTB mulai melirik destinasi alternatif. Datang dan berlibur ke beberapa desa wisata yang tersebar di kabupaten/kota di NTB.
”Yang datang ke desa wisata itu wisatawan mancanegara juga. Artinya apa, ini bisa menjadi alternatif destinasi,” ujarnya.
Meski menyimpan potensi, terdapat tantangan yang dihadapi pemerintah untuk pengembangan desa wisata. Seperti SDM dan digitalisasi.
Wisnu mengatakan, pengembangan desa wisata harus dikawal anak-anak muda. Apalagi banyak anak muda di desa telah menempuh pendidikan tinggi. ”Nah setelah sekolah itu, kembali ke desa. Membangun desa wisatanya sendiri,” sebut Wisnu. (lombokpost/try)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: