Teknik Pawang Hujan Menggeser Awan Berbeda, Mbak Rara Bongkar Rahasia Praktiknya

Teknik Pawang Hujan Menggeser Awan Berbeda, Mbak Rara Bongkar Rahasia Praktiknya

radartasik.com, FENOMENA pawang hujan terus menjadi perbincangan publik. Kemunculan sosok Raden Rara Isti Wulandari di arena MotoGP Mandalika, akhir pekan lalu, menjadi penyebabnya.

Pawang dalam bahasa Jawa memiliki arti pengendali. Jadi, pawang hujan adalah pengendali hujan. Sama seperti pawang-pawang lain. Semisal, pawang ular. Berarti, ia sanggup mengendalikan ular.

Sosok Rara Isti Wulandari di Sirkuit Mandalika mencuri perhatian publik, aksinya ”mengusir” hujan di tengah arena sempat menjadi bahan perbincangan pro maupun kontra.

Teknik pawang hujan yang akrab disapa Mbak Rara itu berhasil membuat cuaca yang tadinya hujan lebat berubah terang.

Percaya atau tidak, keberhasilan Mbak Rara sebagai pawang hujan dalam mengendalikan air dari langit ditanggapi beberapa media asing.

Bahkan akun resmi MotoGP memberikan ucapan terima kasih atas aksi Mbak Rara dalam memberhentikan hujan itu.

Dirangkum dari beberapa sumber, setiap tempat memiliki teknik pawang hujan yang berbeda-beda. Berikut beberapa teknik pawang hujan yang berhasil dirangkum radarcirebon.com.

Eko Budi Sumantri, seorang legenda pawang hujan Indonesia memiliki teknik yang cukup unik dalam mengusir hujan.

Untuk membuat suatu acara yang tidak dikehendaki hujan, Eko akan melafalkan beberapa doa dan meniupkannya ke arah awan.

Teknik yang didapatnya secara turun-temurun itu agar awan yang mengandung air hujan bergeser ke tempat lain.

Seperti dilansir dari Youtube Netmediatama, cara yang dilakukan Eko bukanlah mistis karena di dalamnya mengandung beberapa doa yang khusus diucapkan.

Reputasi Eko dalam mengendalikan hujan sudah diakui oleh beberapa warga, instansi hingga negara. Bahkan, Eko pernah diundang beberapa negara untuk menjadi pawang hujan agar acara berjalan sesuai rencana.

Eko memiliki satu persyaratan jika ingin menggunakan jasanya. Jika ingin mengontak dirinya, harus jauh-jauh hari sebelum acara dimulai.

Dalam sebuah video yang diunggah akun twitter @Astee_mou, Rara Isti Wulandari membuka semua rahasianya mengenai kerja pawang hujan.

”Dari sekian banyak pawang hujan, hanya mbak Rara yang berani bongkar rahasia dengan segala penjelasannya…” tulis akun twitter @Astee_mou, mengenai keterangan video tersebut.

Dalam video itu, Rara mengatakan, dalam mengendalikan cuaca dirinya biasa menggunakan teknik getaran suara yang dihasilkan oleh sebuah mangkuk logam.

Menurutnya, gelombang suara yang bisa ditangkap otak adalah Alfa, Delta dan Teta, dan gelombang Teta yang bisa ditangkap oleh pawang hujan.

Gelombang Teta kemudian dikombinasikan dengan ketenangan batin, sehingga seorang pawang hujan bisa memasuki alam lain.

”Sebenarnya memecah awan itu dengan energi gelombang dua kali dari singing bowl, dan teriakan. Kalau kita sudah teriak, maka nanti cuaca akan panas,” ungkap Mbak Rara dalam video tersebut.

Rara menambahkan upaya tersebut tetap ada campur tangan Tuhan. Tetapi, dirinya harus maksimal melakukan usahanya agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

Dia menganalogikan gelombang suara yang digunakan dalam memindahkan awan, sama dengan ritual di agama lain seperti azan dan nyanyian kidung dalam gereja.

Dengan begitu, diharapkan ada doa dan harapan yang didengar sehingga kita mendapatkan apa yang kita inginkan. ”Kemarin langit itu sampai bisa geser, mengikuti Rara,” tambahnya.

Masyarakat Jawa, khususnya Jawa Barat, memiliki tradisi unik untuk menangkal hujan. Meski terdengar mitos, namun hingga sekarang masih ada yang melaksanakan.

Bagi yang akan menggelar hajatan, turun hujan di saat acara berlangsung dianggap menjadi masalah. Untuk menanggulanginya, mereka menggunakan bahan-bahan yang dianggap bisa menangkal hujan.

Cabai merah, bawang merah dan putih, ditancapkan di ujung sapu lidi yang terbalik. Teknik tersebut dipercaya bisa menahan hujan turun. Jika menggunakan pawang hujan, sang pawang akan berada di sekitar lokasi sang empunya hajat.

Sambil mondar-mandir mengawasi langit, pawang hujan akan melakukan ritual tanpa diketahui orang-orang sekitar.

Pawang hujan tersebut biasanya akan berada di tengah kebun atau tersembunyi di balik pepohonan tanpa diketahui orang lain.

Mitos lain mengatakan, pemilik hajatan dilarang mandi. Jika dilanggar maka hujan badai akan datang. Pemilik hajat hanya diperbolehkan membasuh muka dengan sedikit air, untuk menghilangkan keringat. (brd/int/rc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: