Penjelasan Ilmiah BMKG Soal Hujan Berhenti Usai Mbak Rara Beraksi di Sirkuit Mandalika

Penjelasan Ilmiah BMKG Soal Hujan Berhenti Usai Mbak Rara Beraksi di Sirkuit Mandalika

Radartasik.com, JAKARTA - Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan secara ilmiah soal hujan berhenti di Sirkuit Mandalika tak lama setelah pawang hujan Mbak Rara beraksi di lintasan sirkuit.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, momen hujan yang berhenti tak lama usai pawang hujan melakukan ritual di area sirkuit merupakan suatu kebetulan saja. Karena faktor durasi hujan yang turun saat itu sudah selesai.

"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan nggak berhenti juga. Artinya itu jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai,” jelasnya.

“Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG,” ujarnya lagi.

Guswanto kembali menegaskan pawang hujan seperti yang dilakukan Rara Istiani Wulandari atau Mbak Rara merupakan kearifan lokal yang tidak bisa dicampur dengan sains.

“Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukkan dengan antara sains dan kearifan lokal,” imbuhnya.

“Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintis itu sulit untuk dijelaskan,” katanya lagi.

Sebelumnya, BMKG telah memprakirakan akan terjadi hujan di Mandalika dengan intensitas ringan hingga lebat pada 17-20 Maret 2022.

“Kalau kita lihat fenomenanya kemarin sejak 3 hari yang lalu tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG, bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat,” katanya.

“Kemudian tanggal 20 diperkirakan juga hujan lebat disertai badai petir, kenapa perkiraannya itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit siklon tropis 93F yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika,” ujarnya lagi.

Guswanto lantas mengatakan hujan memang bisa diatur dengan teknik modifikasi hujan. Hal itu berarti mempercepat terjadinya hujan. Namun, hal itu hanya bisa dilakukan jika terdapat awan hujan.

Hujan juga tak bisa ditahan, menurut penjelasan dari Guwanto. (real/int/pojoksatu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: