Renyahnya Bisnis Makanan Ringan, Komunitas Gapura Komitmen Sukses Bersama

Renyahnya Bisnis Makanan Ringan, Komunitas Gapura Komitmen Sukses Bersama

radartasik.com — Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masih jadi tulang punggung perekonomian nasional, terutama di masa pandemi Covid-19. Untuk itu berbagai upaya diperlukan agar keberadaannya bisa tetap menopang kehidupan masyarakat.


Di Tasikmalaya, banyak UMKM yang menopang perekonomian daerah. Salah satunya UMKM yang bergerak di bidang makanan ringan. Mereka bergabung di komunitas Gapura (Gabungan Produk Juara).

Ketua Gapura Kota Tasikmalaya Yani Waryani mengatakan, Komunitas Gapura ini sudah berdiri 6 tahun lalu dan punya anggota sekitar 30 UMKM produk makanan ringan dengan cakupan wilayah Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.

“Anggota Gapura ini ada yang produksi sendiri ada juga yang packaging,” ujarnya saat Kopdar Komunitas Gapura di RM Kampung Hawu Karang Resik Kota Tasikmalaya, Kamis (17/3/2022).

Produknya yakni makanan ringan khas Sunda yakni comet, eco, gurilem, kripik singkong, tahu bulat, mie lidi, kerupuk mie, basreng, moring, dodol, sale pisang dan lain-lain. Produknya dikemas dalam kemasan plastik dan dijual di supermarket.

“Produk dari Komunitas Gapura ini sudah mengantongi PIRT dan label halal. Harganya mulai Rp 5 ribu hingga Rp 60 ribu,” kata owner Uyan Snack dan Dua Putra Snack ini.

Gapura, kata ia, satu-satunya komunitas yang punya outlet di Toserba Yogya, ada di Yogya HZ Mustofa, Yogya Mitrabatik, Yogya Cikoneng dan Yogya Banjar. 

“Dari bisnis makanan ringan ini bisa menggeliatkan ekonomi UMKM,” ujarnya. Dengan masuk ke pasar modern, produk makanan ringan ini semakin luas pemasarannya. Yang tadinya hanya di jual di warung-warung atau rumah makan, kini hadir di supermarket.

“Produk makanan ringan yang awalnya dipandang biasa, value-nya bertambah dengan pengemasan yang rapi, sesuai standar industri dan inovasi rasa. Makanya makanan ringan yang tadinya dijual murah, kini punya nilai jual yang meningkat,” ujarnya.

Setelah beberapa tahun dijual di supermarket, sambungnya, produk makanan ringan ini diminati konsumen. “Sistem kerja sama dengan supermarket itu konsinyasi. Respons konsumen antusias, produk kami laris dijual di pasar modern,” katanya.

Setelah masuk pasar modern, sambungnya, produk makanan ringan ini jadi punya branding tersendiri, sehingga anggota komunitas Gapura menjualnya juga di online dan toko lainnya.

“Kami punya slogan Lokal Kudu Loyal. Ini untuk membangun semangat UMKM dan masyarakat agar lebih peduli terhadap produk lokal,” ujarnya.

Yani mengatakan, menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, UMKM Gapura saat ini sedang kebut produksi karena biasanya penjualan meningkat 2 hingga 3 kali lipat. “Apalagi jelang Lebaran, nanti kita akan ada bazar jajanan tradisional,” ujarnya.

Mengenai kenaikan harga minyak goreng, kata ia, pihaknya akan menyesuaikan, “Kita sepakat ada penyesuaian. Ada yang menaikan harganya, ada juga yang mengurangi gramasi. Misal snack harga Rp 10 ribu yang tadinya isi 200 gram menjadi 160 gram,” katanya. Ia berharap, kenaikan harga minyak goreng tidak mempengaruhi omzet UMKM Gapura.

“Semoga tidak jadi hambatan untuk terus maju. Kami optimis ke depannya omzet akan semakin naik. Itulah gunanya kita kumpul di satu komunitas agar bisa saling menguatkan dan memotivasi. Terlebih kebanyakan anggota kami perempuan dan ibu rumah tangga. Kami yakin melalui Komunitas Gapura, kita bisa meraih sukses bersama,” katanya. (na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: