Antisipasi Diserang Seperti Ukraina, Taiwan Bersiap Hadapi Tiongkok

Antisipasi Diserang Seperti Ukraina, Taiwan Bersiap Hadapi Tiongkok

Radartasik.com, TAIPE — Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina menjadi pelajaran berharga bagi Taiwan untuk menghadapi risiko terburuk jika sewaktu-waktu negera tersebut diserang Tiongkok. Mengingat selama ini Tiongkok masih menganggap Taiwan atau yang dulu bernama Formosa tersebut sebagai bagian provinsinya.

Seperti halnya Ukraina yang secara wilayah, persenjataan, dan sumber daya kalah jauh darti Rusia, Taiwan pun dalam banyak hal tidak sebanding dengan Tiongkok. Namun, mereka tidak mau menyerah begitu saja jika sewaktu-waktu diserang Tiongkong. 

Karena itulah, saat ini pemerintah setempat mulai mengintensifkan latihan militer untuk melatih sinergi di area pertahanan.

”Situasi baru-baru ini di Ukraina sekali lagi membuktikan bahwa selain solidaritas dan bantuan internasional, perlindungan negara bergantung pada persatuan rakyat,” ujar Presiden Taiwan Tsai Ing-wen seperti dikutip The Straits Times.

Tsai terang-terangan mendukung Ukraina. Di kantor kepresidenannya bahkan ada anggrek berwarna biru dan kuning layaknya bendera Ukraina.

Sebagai langkah antisipasi dan kesiapsiagan negaranya tersebut, mulai Senin (14/03/2022) hingga beberapa pekan ke depan, Taiwan menggelar berbagai latihan perang. Termasuk dengan melibatkan 400 tentara cadangan. 

Mereka menyimulasikan perang mempertahankan wilayah pantai di dekat ibu kota negara, Taipei. Tentara cadangan itu dilatih setelah melihat bagaimana perlawanan penduduk sipil Ukraina bisa memperlambat pasukan Rusia.

”Kekuatan militer terbatas, tapi kekuatan rakyat tidak terbatas,'' kata Direktur Komando Militer Ke-6 Taiwan Mayor Jenderal Chen Chung-chi.

Namun nahas, pada hari pertama, jet tempur Mirage 2000 mereka jatuh ke laut. Si pilot berhasil selamat. Itu adalah kecelakaan kedua yang melibatkan Mirage 2000 sepanjang tahun ini. Pesawat yang dibeli dari Prancis pada 1997 itu terpaksa dikandangkan lebih dulu sampai penyelidikan lebih lanjut.

“Tidak mengherankan sama sekali bahwa kecelakaan semacam ini bisa terjadi pada Mirage karena pesawat usang itu tidak dirawat dengan baik,” ujar Song Zhongping, pakar militer Tiongkok, kepada Global Times.

Dia menambahkan bahwa kecelakaan tersebut mengekspos kurangnya kompetensi militer Taiwan dalam upaya menolak reunifikasi dengan Tiongkok. Senjata serta peralatan kelas dua yang dibeli dari asing tidak sebanding dengan kemampuan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok.

Seperti diketahui, belakangan ini pesawat tempur milik Tiongkok kerap memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan. Senin lalu, misalnya, ada 13 pesawat dan 12 di antaranya adalah jet tempur. Sejauh ini provokasi terbesar dalam sehari terjadi pada 4 Oktober tahun lalu. Saat itu, 56 pesawat milik Tiongkok memasuki ADIZ Taiwan.

Peneliti di Institute for National Defense and Security Research (INDSR) Su Tzu-yun mengungkapkan bahwa latihan yang dilakukan Taipei adalah uji coba terhadap kemampuan pertahanan pasukan udara dan angkatan laut di Selat Taiwan. Beberapa pengamat meyakini bahwa Tiongkok akan berpikir ulang sebelum menyerang Taiwan.

Negeri dengan jumlah penduduk terbesar di dunia itu bakal mengambil pelajaran dari perang Rusia-Ukraina saat ini. Rencana Rusia menggulingkan Ukraina tidak berjalan lancar. Di lain pihak, sanksi bertubi-tubi dari negara-negara Barat telah melumpuhkan perekonomian mereka.

Berbeda dengan Ukraina, Amerika Serikat (AS) diyakini akan membantu Taiwan habis-habisan. Sebab, beberapa negara di sekitarnya adalah sekutu Negeri Paman Sam tersebut. Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Minggu (13/3) juga menyerukan agar AS membantu Taiwan yang bersiap membela diri. Dia tidak ingin bantuan AS berjalan lambat seperti di Ukraina. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: