Mengadaptasi Konfigurasi Gua: The Kandara Banyak Lubang Cahaya

Mengadaptasi Konfigurasi Gua: The Kandara Banyak Lubang Cahaya

radartasik.com, MEMBUAT tiga fungsi bangunan yang berbeda di atas lahan seluas 300 meter persegi tentu bukanlah perkara mudah. Apalagi jika ingin menonjolkan keindahan estetika.

Namun, semua itu terwujud di The Kandara, project hunian di kawasan Jakarta Barat yang dirancang Kalvin Widjaja dan Dian Indah dari firma arsitektur Studio Kian.

Rumah tinggal, rumah kos, dan home office, itulah tiga fungsi utama The Kandara. Pembagian zona fungsi dirancang agar masing-masing pengguna memiliki privasi dan pengalaman ruang yang menarik.

Kalvin dan Dian banyak bermain leveling untuk pembagian zonasi. Kemudian, batas antarfungsi dibuat semenarik mungkin dan membentuk intimate space.

Di sisi lain, hal itu diharapkan mampu memicu interaksi penghuni rumah (dan kos) dengan alam.

”Misalnya, dari rumah ke kos itu enggak langsung pas kamar, tapi melewati koridor dulu. Sehingga enggak ada suara yang saling mengganggu,” kata Kalvin yang juga owner The Kandara bersama Dian kepada Jawa Pos pada Rabu (2/3/2022).

Di koridor itulah penghuni rumah bisa merasakan embusan angin dan cahaya matahari, sesuai prinsip dekat dengan alam yang menjadi point of interest rumah tersebut.

The Kandara sendiri diadaptasi dari bahasa Hindi yang berarti gua. Kalvin dan Dian mengadaptasi prinsip gua dalam rumah ini.


”Jadi, kalau dari depan saya pengin orang bisa mengintip sedikit ke dalamnya tanpa bisa tahu masuknya lewat mana,” kata Kalvin.

Dia menambahkan gua memiliki konfigurasi yang dinamis serta terdapat banyak lubang cahaya yang memungkinkan sinar matahari menembus ke dalamnya secara tidak terduga. Karena itu, banyak void dan lubang cahaya yang dibuat di rumah ini.

Ditambah dengan leveling lantai yang playful dan tinggi plafon yang bervariasi, muncul bayangan ke dalam bangunan yang menciptakan efek dramatis.

Belum lagi penggunaan material kaca full dari lantai hingga plafon yang menyamarkan batas indoor dan outdoor.

”Meskipun dari depan tampak agak tertutup, banyak lubang tempat cahaya masuk unexpected, entah itu dari depan, atas, atau samping,” katanya.

Home office penghuni yang bergiat di bidang kreatif ditempatkan di lantai 3. Area depannya dijadikan roof garden dan rencananya diisi urban farming mini.

Dalam perjalanan menuju kantor, terdapat area semi-outdoor dengan lantai grating melayang yang juga bisa dijadikan spot duduk saat break.


Seperti pepatah aging like fine wine, Kalvin ingin rumah itu semakin tua semakin indah. Itulah mengapa penempatan tanaman dan pohon pun tidak sembarangan.

Tanaman tidak hanya menjadi ornamen, tapi juga bagian dari arsitektur yang berperan penting dalam spiritual engagement.

Misalnya, penempatan climbing fig atau daun dolar di beberapa dinding. Semakin lama tanaman itu akan merambat memenuhi dinding.

Dinding abu-abu tua tersebut lama-kelamaan juga akan ditumbuhi lumut. Kendati dianggap mengganggu oleh sebagian orang, lumut itu justru yang mempercantik nanti.


Hal itu akan tampak serasi dengan interior yang didominasi warna monokrom dan kayu. ”Semakin rumah ini berumur, vegetasi yang tumbuh akan makin indah, material dinding menua dengan cantik,” katanya. (Jawa Pos)

”MANGKUK” RUANG KELUARGA

Ruang keluarga dibuat lebih turun dari level ruang makan (sunken) sehingga seolah membentuk seperti mangkuk.

Material kayu diaplikasikan pada lantai, plafon, dan furnitur. Agar penghuni rumah bebas dan nyaman duduk di mana pun, tidak hanya di sofa.

WALL SCONCE

Art piece yang tergantung di dinding tangga menjadi salah satu elemen pemikat perhatian.

Rupanya, wall sconce berbahan stainless steel itu dirancang dan dibuat dengan tangan oleh perajin Bali kenamaan, Ong Cen Kuang.

(BUKAN) TAMAN KERING

Salah satu taman di The Kandara ditutup kerikil. Hal itu biasanya ciri taman kering. Namun menurut Kalvin, kerikil dipilih agar serasi dengan interior rumah.

Bawahnya dilapisi tanah seperti pada taman basah sekaligus untuk menyerap air karena wilayah itu rawan banjir.

ARCH SHAPE

Terdapat dinding melengkung yang memperunik rumah tersebut. Dinding itu ternyata ”mengurung” pohon di baliknya.

Pohon-pohon tersebut menjadi view untuk kamar mandi utama yang privat. Kamar utama ke kamar mandi dihubungkan jembatan tersendiri.

Arsitek: Kalvin Widjaja dan Dian Indah (@_studiokian)

Luas tanah: 300 meter persegi

Luas bangunan: 500 meter persegi

Lama pengerjaan: 2,5 tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: