SMA Riyadlul Ulum Gencarkan Literasi, Luncurkan Buku Berjudul Dari Condong Kita Belajar

SMA Riyadlul Ulum Gencarkan Literasi, Luncurkan Buku Berjudul Dari Condong Kita Belajar

radartasik.com, RADAR TASIK - SMA Terpadu Riyadlul Ulum Pesantren Condong berkomitmen menghidupkan kembali gerakan literasi untuk para santri atau siswanya.


Bentuk komitmennya lewat Ekstrakurikuler Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong terus membuat karya literasi dari tangan santri/siswanya.

Terbaru, untuk menguatkan literasi di SMA Terpadu Riyadlul Ulum Pesantren Condong mengadakan Seminar Pekan Literasi Pelajar keenam dengan narasumber penulis buku-buku motivasi yakni Wirda Mansur di Auditorium Pesantren Condong, Rabu (11/3/2022).

Selain itu menggelar launching buku episode kelima dengan judul Dari Condong Kita Belajar, live music dan teater dan bazar buku.

Kepala SMA Terpadu Riyadlul Ulum Pesantren Condong Ustaz Moh Syahrul Zaky Romadhoni MAEd mengatakan, sebagai lembaga pendidikan SMA dan berbasis pesantren, pastinya terus mengajak santri/siswa untuk mempertahankan literasi. Untuk itu, para santri dapat mencontoh para ulama terdahulu banyak karya tulisnya, sehingga dapat meningkatkan kemajuan pendidikan.

Berawal dari motivasi itu, oleh karenanya ia pun terus mengeksiskan gerakan literasi untuk santridi sekolah. Untuk itu, Ustaz Syahrul terus menanamkan konsistensi santri agar dapat berliterasi dengan membentuk ekstrakurikuler Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong.

Itu yang awalnya inisiatif dari komunitas pena dari Yogyakarta, untuk mengajak santri-santri gerakan sastra atau literasi. Namun saat ini komunitas pena yang di Yogyakarta telah vakum dan di sini tetap jalan.

“Kunci konsisten menulis itu bukan popularitas, tetapi bagian kewajiban seorang santri/siswa yang memiliki tradisi literasi kuat,” katanya kepada Radar, Jumat (11/3/2022).

Artinya, setelah dibentuk komunitas literasi tersebut di SMA Terpadu Riyadlul Ulum Pesantren Condong terus melakukan pengembangan dan pembinaan. Lalu menggerakkan literasi dengan menerbitkan buku-buku dan karya lainnya.

“Adanya ekstrakurikuler sastra Komunitas Mata Pena setiap dua tahun sekali pasti menerbitkan karya dan mengundang penulis nasional, seperti; Darwis atau Tere Liye, dan sekarang Wirda Mansur,” ujarnya.

Semua itu, sambung ia, diharapkan bisa membudayakan literasi di SMA Terpadu Riyadlul Ulum Pesantren Condong.

“Gerakan ini dilaksanakan dengan tujuannya untuk pemberdayaan santri atau siswa, meningkatkan atau memperkuat minat baca,” katanya.

Lebih lanjut, adanya Pekan Literasi Pelajar keenam ini dapat memotivasi santri tetap berkarya dan berkreativitas dalam berliterasi atau menulis.

“Kalau sekarang santri/siswa yang ikut komunikasi mata pena membuat buku dengan karya esai motivasi. Kalau sebelumnya membuat buku dari cerpen, syair dan lainnya tergantung kesepakatan anggota komunitas mata pena tersebut,” ujarnya.

Pembina Ekstrakurikuler Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong Lena Sa'yati menyampaikan, selama 12 tahun komunitas sastra ini berdiri dan menorehkan tinta karya yang dihasilkan oleh anggotanya. Itu hasil dari perjuangan dengan melakukan motivasi agar santri lain lebih semangat untuk menyukai literasi.

Sebab, untuk awal perjuangannya menggaet anggota Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong cukup mengeluarkan tenaga ekstra. Saat itu, literasi kurang diminati.

“Dengan giat membuat kegiatan seminar literasi, memanggil narasumber berpengaruh dalam literasi, hingga karya literasi. Alhamdulillah tiap tahun ada peningkatan, awalnya 10 orang kini selama 12 tahun sudah ada 100 siswa bergabung dalam Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong,” katanya.

Untuk lebih menggaet santri/siswa mencintai literasi, program dari Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong adalah membuat buku. Untuk saat ini sudah ada lima judul yakni; Hidup Sekali Hiduplah yang Berarti, Santri Story, Parabel Haru, Menuju Pribadi yang Lebih Nyantri, Dari Condong Kita Belajar.

Khususnya yang judul buku Dari Condong Kita Belajar yang di-launching kali ini, dibuat oleh 20 anggota Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong selama 6 bulan. Buku tersebut sudah dicetak 1.000 eksemplar.

“Buku itu mengungkap pendidikan di Pesantren Condong, yang isinya merupakan kekaguman para santri/siswa terhadap sistem pendidikan Pesantren Condong,” ujarnya.

Lebih daripada itu, buku ini merupakan persembahan dari 20 santri/siswa anggota Komunitas Sastra Matapena Pesantren Condong terhadap 20 tahun keterpaduan pondok pesantren Riyadlul Ulum Wadda'wa dalam pendidikan dan pengajarannya sehingga dapat membina kader pemimpin masa depan.

Sebab dalam tulisannya 20 orang tersebut, setiap penulis mencurahkan kebanggaan dan kekaguman terhadap proses pendidikan dan pengajaran yang diterapkan di Pesantren Condong.

“Dengan harapan model pendidikan dan pengajaran di Pesantren Condong disampaikan para santri/siswa dapat menjawab segala problematika dalam dunia pendidikan di Indonesia atau bahkan dunia,” katanya.

Selain itu, dalam seminar literasi ini diikuti para siswa SMA Terpadu Riyadlul Ulum Pesantren Condong dan sekolah luar lainnya.

“Dengan jumlah 815 siswa yang mengikuti Seminar Pekan Literasi Pelajar keenam dengan narasumber penulis buku-buku motivasi yakni Wirda Mansur,” ujarnya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: