Hadirkan Poli Paru dan Digitalisasi, HUT ke-25, RS Jasa Kartini Raih Akreditasi Paripurna
Reporter:
andriansyah|
Kamis 10-03-2022,08:40 WIB
radartasik.com, RADAR TASIK — Di usianya ke-25 tahun, Rumah Sakit Jasa Kartini (RS JK) di Jalan Otto Iskandardinata Kota Tasikmalaya berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta melakukan berbagai inovasi digital.
Direktur
PT Karsa Abdi Husada H Cecep Hendra MBA mengatakan, sebagai rumah sakit kebanggaan masyarakat Tasikmalaya,
RS JK diharapkan bisa terus memberikan manfaat untuk daerah. Terlebih dengan terjalinnya kembali kerja sama
RS JK dengan
BPJS Kesehatan maka
RS JK ini semakin maksimal dalam memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat semua kalangan. Bahkan
RS JK dijadikan role model percontohan rumah sakit yang melayani JKN.
“Semoga membawa keberkahan, kami juga terus menjaga kualitas yang ditandai dengan diraihnya akreditasi RS yang paripurna atau bintang 5. Tahun ini akan menjalankan versi akreditasi lanjutannya,” ujarnya saat konferensi pers HUT ke 25 tahun, Rabu (9/3/2022).
Di tengah persaingan pasar, sambungnya,
RS JK juga terus menganalis kebutuhan pasar, berupaya menghadirkan layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.
“Pertengahan tahun ini kami akan membuka layanan baru yakni Poli Paru,” katanya.
Lanjutnya, Poli Paru ini merupakan layanan yang banyak dibutuhkan masyarakat saat ini dan belum terakses dengan mudah, makanya
RS JK berupaya menghadirkannya untuk masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya.
Di Poli Paru ini nantinya tersedia layanan medik spesifik paru dengan dokter ahli paru yang profesional. Akan ada juga spirometri untuk mengukur kapasitas pernafasan pasien. “Jadi dengan adanya Poli Paru ini, pelayanan pasien Covid-19 betul-betul akan terdepan.
RS JK jadi RS swasta pertama di Tasikmalaya yang punya Poli Paru,” katanya.
Selain itu ia menjelaskan, pelayanan
RS JK terdepan dan paling siap dalam penanganan Covid-19.
Wakil Direktur Pelayanan RS Jasa Kartini dr Fai'dh Husnan menambahkan, tahun ini
RS JK juga akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan era digital. “Ke depannya layanan lebih cepat karena menerapkan digitalisasi. Di antaranya dalam hal antrean online,” ujarnya.
Jadi proses penerimaan pasien yang tadinya butuh waktu 2 jam untuk memprosesnya kini jadi 45 menit. “Digitalisasi juga akan diterapkan di sistem keuangan, akan ada anjungan pendaftaran mandiri. Yang tadinya man to man sekarang jadi man to machine. Sehingga lebih cepat,” katanya.
Selain itu sinergi dengan pemerintah untuk meningkatkan efektivitas peningkatan layanan masyarakat. “Berkomitmen untuk meningkatkan layanan dengan memanfaatkan teknologi,” pungkasnya. (na)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: