Eon Pernah Ajak Kuntilanak Tidur Bareng

Eon Pernah Ajak Kuntilanak Tidur Bareng

radartasik.com, SEORANG duda memutuskan tinggal sendirian di gubuk di tengah pesawahan. Berbagai macam gangguan sering dia alami. Termasuk, gangguan dari kuntilanak.

Pria tersebut tidak ada yang menemani tinggal di gubuknya. Setiap malam menyendiri. Hanya suara alam yang menemani.

Pria kesepian tersebut bernama Kaan. Namun, orang-orang lebih akrab memanggilnya dengan sebutan Bapak Eon.

Saat ini, pria 60 tahun itu tinggal di gubuk yang berada di tengah sawah seorang diri.

Hamparan sawah dan perbukitan menjadi tempat baru bagi Eon menjelang usia senja.

Sudah 5 tahun Eon tinggal di gubuk deritanya itu. Berbagai macam gangguan makhluk halus atau binatang buas tidak membuatnya gentar.

Untuk menuju gubuknya, butuh kesabaran dan ekstra hati-hati. Jalanan yang hanya bisa dilalui jalan kaki itu terkadang menjadi kendala.

Jika musim hujan, jalanan menjadi semakin ekstrem. Jika memaksakan ingin menggunakan sepeda motor, harus jenis tertentu.

Jarak antara gubuk Eon dari pemukiman terdekat sekitar 1 kilometer. Tetapi, Eon tetap memilih hidup di alam bebas.

Saat ini, Eon tinggal di Desa Cipeuteuy Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Hidup seorang diri di gubuk awalnya bukan pilihan tetapi karena kondisi dirinya yang tidak mungkin hidup berdampingan dengan warga lain.

Eon sudah bercerai dengan istrinya. Sedangkan dirinya tidak betah hidup bersama anak-anaknya.

”Kadang anak-anak yang datang ke gubuk, itu juga jarang,” ujar Eon kepada Kang Hakim pemilik Rizquna Channel.

Selain itu, Eon tidak memiliki tempat tinggal lain atau lahan yang bisa dijadikan tempat tinggal.

Satu-satunya penyambung hidup, Eon menjadi petani garap lahan milik orang lain.

”Kebetulan pemilik sawah mengizinkan saya tinggal di gubuknya,” ucapnya.

Hidup jauh dari keramaian, lambat laun menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi Eon.

Dirinya menjadi lebih khusyuk dalam mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

Gubuk Eon tidaklah kokoh. Atapnya hanya ditutupi asbes. Dindingnya hanya balutan dari terpal.

Untuk mandi dan membersihkan diri, Eon mengandalkan air dari sawah yang ditampung dalam sebuah ember bekas cat.

Tidak ada sekat atau dinding untuk melindungi bagian tubuhnya ketika mandi. Eon benar-benar menyatu dengan alam.

”Kalau hujan airnya masuk, lantainya pasti kebanjiran,” ucap Eon sambil menghisap udud.

Selain tantangan alam, Eon juga sering diganggu makhluk-makhluk halus yang iseng pada dirinya.

Jika malam, sering terdengar suara orang mencuci pakaian sambil tertawa-tawa di sumur pribadinya.

”Kalau saya datangi, nggak ada apa-apa,” kenangnya.

Suara ketawa yang sering terdengar di malam Selasa dan malam Jumat itu pernah membuat Eon kesal.

Saking kesalnya, pemilik suara diajaknya untuk tidur bareng di dalam gubuk.

”Hei jangan ngetawain kalau mau tidur bareng di sini sama saya,” ancamnya sambil tertawa.

Selain kuntilanak, sosok kakek-kakek misterius juga sering menemani Eon jika malam tiba.

”Biasanya kalau tengah malam pas terang bulan, suka terlihat duduk di bebatuan,” terang Eon sambil menunjuk lokasi si kakek jika terlihat.

Pengganggu Eon tidak hanya datang dari makhluk astral, binatang buas pun sering mendatangi gubuknya.

Jika menjelang sore, sekawanan anjing hutan sering muncul ke gubuknya.

”Orang-orang sini nyebutnya ajag, bisa 8 sampai 12 ekor sekali datang,” ujar pria yang memiliki rambut keriting ini.

Selain ajag, binatang buas lain seperti ular berbisa sering masuk tempat peraduannya.

”Ular hitam, ular welang yang sering masuk,” tukasnya.

Eon yang sudah 40 tahun tinggal di Desa Cipeuteuy tidak ada lagi ketertarikan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.

Dirinya lebih menikmati kesendirian di tengah hamparan sawah dan perbukitan. (brd/int/rc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: