Sehari 325 Pasien Covid-19 Meninggal, Kasus Covid-19 dari 2 Menjadi 5,5 Juta Terinfeksi

Sehari 325 Pasien Covid-19 Meninggal, Kasus Covid-19 dari 2 Menjadi 5,5 Juta Terinfeksi

Radartasik.com, Kasus Covid-19 masih terus bertambah. Termasuk korban meninggal. Pada Selasa (1/3/2022), sebanyak 325 meninggal dunia. Angka itu lebih tinggi dibanding Senin (28/2/2022) yakni 262 jiwa meninggal dunia.




Jumlah kasus positif Covid-19 juga bertambah. Pada Selasa (1/3/2022), kasus positif bertambah 24.728 orang sehari. Dengan demikian, sampai saat ini sudah 5.589.176 orang terinfeksi Covid-19.



Paling banyak kematian hari ini disumbang oleh Jawa Tengah 65 jiwa dan Jawa Timur 49 jiwa. Kini total sudah 148.335 jiwa meninggal dunia karena Covid-19.



Kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis mulai turun yakni turun 15.484 kasus. Kini total kasus aktif atau mereka yang membutuhkan perawatan atau masih sakit meroket jadi setengah juta orang atau tepatnya 539.214 orang.



Provinsi paling banyak konfirmasi kasus positif harian paling banyak disumbang oleh Jawa Barat 4.570 kasus, DKI Jakarta 3.634 kasus, dan Jawa Timur 2.761 kasus.



Lonjakan kasus Covid-19 akibat Omicron mendorong positivity rate orang harian mulai turun di angka 12,24 persen atau kurang dari 3 kali batas WHO.



Batas ambang positivity rate yang ditetapkan WHO adalah 5 persen. Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.



Positivity rate orang mingguan (16-22 Januari 2022) di bawah angka 17,75 persen. Secara sebaran wilayah terdampak masih berada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota.



Jumlah kasus suspek sebanyak 23.843 kasus. Angka kesembuhan harian sebesar 39.887 orang sembuh per hari. Paling banyak pasien sembuh disumbang oleh Jawa Barat 7.320 Sehingga angka kumulatifnya bertambah melebihi 4,9 juta orang sembuh atau tepatnya 4.901.302 orang.





Dari 2 Kasus Covid-19 Menjadi 5,5 Juta Kasus




Pada 2 Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada 2 kasus Covid-19 yang sudah masuk ke tanah air. Saat itu penemuan kasus terjadi pada 2 warga Depok, Jawa Barat, yang mengadakan pertemuan dansa di daerah Kemang, Jakarta Selatan.




Kini setelah dua tahun berlalu dan ketika dunia memasuki tahun ketiga virus Korona jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok, kasus di tanah air per Selasa (1/3/2022), konfirmasi positif sebanyak 5.589.176 orang.




Tercatat Indonesia sudah pernah mengalami dua gelombang sebelumnya yakni gelombang awal pada 2020 lalu dan gelombang varian Delta pada 2021. Kini Indonesia sedang menghadapi gelombang varian Omicron dengan jumlah kasus yang mulai melonjak pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021.



Catatan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, pandemi belum selesai. Sekalipun Indonesia bertekad ingin menjadikan situasi saat ini sebagai endemi menyusul sejumlah negara yang berkeinginan sama, Dicky mengingatkan bahwa pencabutan status hanya dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal itu juga berdasarkan pertimbangan sejumlah indikator.



Pada 2 Maret 2020 Indonesia temukan dan laporkan resmi kasus 1 dan 2, tentunya kita tahu bahwa itu bukanlah kasus pertama dan kedua sesungguhnya. Sebetulnya saat itu ada kasus sesungguhnya mungkin ada di awal Februari 2020 atau sebelumnya.



Setidaknya data menunjukkan bahwa saat sebelum akhir Maret 2020 sekalipun, angka kematian pertama sudah dilaporkan. Kasus yang merebak di masyarakat Indonesia, terjadi 3-4 minggu sebelum kasus pertama dilaporkan saat itu,” kata Dicky, Rabu (2/3/2022).



Memasuki tahun ketiga masa pandemi di dunia, kata Dicky, ia melihat banyak progres sudah diraih oleh Indonesia. Ada peran masyarakat dan pemerintah untuk menurunkan kasus.



“Tapi juga banyak tantangan atau PR ke depan harus diatasi dan diselesaikan, termasuk direncanakan perbaikannya, terutama dalam hal testing 3T dan juga protokol kesehatan 5M, serta vaksinasi dan booster,” kata Dicky.



Menurut Dicky, sejak April 2020 hingga saat ini sudah 2022 kita masih dalam level community transmission oleh WHO. Artinya gelombang epidemi dan pandemi masih serius terjadi di masyarakat.



“Kemampuan kita menemukan kasus di masyarakat masih terbatas dan masih ada gap besar antara kasus yang ditemukan dan dilaporkan dengan kasus yang terjadi di masyarakat,” jelasnya.




Ancaman Varian Masih Ada




Memasuki tahun ketiga, kata Dicky, ancaman varian dari Covid-19 diprediksi akan tetap ada dan serius. Varian baru masih terus bermunculan. Namun bedanya, saat ini penduduk atau populasi sudah lebih terlindungi.


“Yang membedakannya respons kita saat ini sudah diberikan modal vaksinasi,” jelasnya.



Ia menegaskan Omicron bukan varian terakhir. Dan gelombang ketiga bukan yang terakhir. Ancaman varian bisa menurunkan efikasi antibodi, maka ada kecenderungan tetap memerlukan booster.



“Bicara mitigasi ini bicara segala aspek sifatnya preventif, harus dilakukan pada fase seawal mungkin. Jangan remehkan dan anggap pandemi selesai. Tetap 3T dan 5M serta vaksinasi,” tutup Dicky. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: