Rusia Bombardir Ukraina, Presiden Jokowi: Stop Perang, Perang Sengsarakan Umat Manusia
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Jumat 25-02-2022,11:00 WIB
Radartasik.com, Rusia benar-benar menginvasi Ukraina. Pasukan Negara Beruang Merah itu membombardir tetangganya itu.
Serangan kepada
Ukraina datang dari berbagai sisi. Itu dilakukan persis setelah sang Presiden
Vladimir Putin berpidato sekitar pukul 05.00 waktu Moskow.
Putin mengumumkan operasi militer di wilayah
Donabas. Sebagian area tersebut dikuasai oleh pemberontak
Ukraina yang pro-
Rusia.
”
Rusia melakukan intervensi sebagai tindakan membela diri. Kami tidak ingin menduduki
Ukraina, tetapi akan melakukan demiliterisasi negara tersebut,'' ujarnya.
Putin mendesak pasukan
Ukraina di garis depan untuk meletakkan senjatanya dan pulang saja. Tentu saja, hal itu tidak dituruti.
Pascapidato tersebut, pasukan dan kendaraan militer
Rusia yang berada di perbatasan tampak berbondong-bondong merangsek menuju
Ukraina. Tak berapa lama, ledakan terdengar di berbagai kota di
Ukraina.
Termasuk di Kiev, Kramatorsk, Odessa, serta Donetsk. Presiden
Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa
Rusia melakukan serangan misil ke infrastruktur milik negaranya di perbatasan.
Ukraina juga memberlakukan status darurat militer di seluruh penjuru negeri. Zelensky meminta penduduknya untuk tenang dan mencari tempat aman.
Rusia menampik tudingan Zelensky. Versi Kremlin, mereka tidak menyerang infrastruktur kota, tapi instalasi militer
Ukraina.
Rusia mengklaim sudah menghancurkan 74 target militer, sebanyak 11 di antaranya adalah lapangan udara di
Ukraina, 3 pos komando, serta 18 stasiun radar untuk S-300 dan sistem antimisil Buk-MI.
”Helikopter militer
Ukraina dan 4 drone juga dijatuhkan,'' ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan
Rusia Igor Konashenkov seperti dikutip Agence France-Presse.
Ukraina, di lain pihak, menyatakan mereka berhasil menewaskan sekitar 50 tentara
Rusia dan menembak jatuh 6 jet tempur mereka. Satu helikopter K-52
Rusia dan 3 helikopter di dekat Hostomel ditembak jatuh di wilayah Kiev dekat Mezhyhirya.
Di lain pihak,
Ukraina juga mengakui bahwa lebih dari 40 tentara mereka tewas dan sebagian luka-luka.
Klaim
Rusia bahwa mereka hanya menyerang fasilitas militer juga tidak sepenuhnya benar. Salah satu serangan Moskow mengenai rumah sakit di Vuhledar, Donetsk,
Ukraina Timur.
Empat orang dilaporkan tewas dan 10 lainnya luka-luka. Enam orang korban luka adalah dokter.
Sejak diperintahkan menyerbu oleh Putin hingga sekitar pukul 14.00 waktu setempat atau dalam kurun 9 jam,
Rusia telah melakukan 203 serangan. Pertempuran terjadi hampir di semua wilayah.
Perkiraan AS bahwa
Rusia bakal menyerang dari berbagai kota sekaligus menjadi kenyataan. Posisi pasukan
Rusia kini berada di Kherson dan berusaha mengepung Kharkiv. Sangat mungkin Kharkiv menjadi target utama sebelum mereka sampai di Kiev.
Selama beberapa pekan terakhir, ada sekitar 150 ribuan pasukan
Rusia yang mengepung
Ukraina dari tiga lokasi. Yaitu, Belarusia, Krimea, dan perbatasan
Rusia-
Ukraina.
BBC mengungkapkan bahwa konvoi militer
Rusia menyeberang dari Belarusia menuju Chernihiv,
Ukraina. Mereka juga masuk dari wilayah
Rusia menuju Sumy di
Ukraina Utara. Pasukan di Krimea masuk ke Kherson dan di perbatasan
Rusia-
Ukraina langsung menuju Luhansk dan Kharkiv.
Zelensky meminta agar negara-negara Eropa membantu mereka dengan mengirimkan pasukan untuk melindungi dari udara. Dia juga meminta agar Belarusia disanksi.
Sebagian pasukan
Rusia berada di Belarusia dengan alasan latihan
perang gabungan. Mereka kini ikut menyerbu ke
Ukraina. Versi Belarusia, tidak ada pasukan mereka yang ikut dalam penyerangan.
Beberapa pasukan
Rusia dikabarkan berada di Laut Hitam.
Ukraina meminta tolong kepada Turki agar menutup selat Bosphorus dan Dardanelles untuk kapal-kapal dari
Rusia.
Dengan begitu, mereka tidak bisa masuk ke Maripol dan Odessa dari laut. Itu membuat Turki dalam posisi sulit. Sebab, selama ini negeri yang terletak di dua benua tersebut memiliki hubungan baik dengan
Rusia maupun
Ukraina.
Serangan
Rusia membuat penduduk sipil
Ukraina panik. Banyak di antaranya yang bersembunyi di stasiun bawah tanah di Kiev. Di stasiun pengisian bahan bakar dan ATM antrean juga mengular.
Jalur-jalur keluar dari ibu kota kini penuh. Kiev memberlakukan jam malam mulai pukul 22.00 hingga 07.00 waktu setempat. Di jam malam tersebut semua transportasi umum tidak beroperasi.
Negara-negara Barat langsung merespons serangan
Rusia dengan kecaman dan sanksi. Sekjen
NATO Jens Stoltenberg menyebut
Rusia telah melakukan
perang brutal.
”Moskow telah menghancurkan perdamaian di Benua Eropa,” ujarnya.
Presiden Lithuania Gitanas Nauseda memilih untuk menandatangani dekrit status darurat di negaranya. Negara Baltik anggota
NATO itu berbatasan dengan wilayah Kaliningrad,
Rusia.
Ada ketakutan bahwa
perang bakal merembet. Status darurat yang berlaku hingga 10 Maret itu akan memberikan keleluasaan penggunaan anggaran negara dan perlindungan perbatasan.
Penjaga perbatasan bakal memiliki otoritas lebih untuk menghentikan dan memeriksa individu maupun kendaraan yang bakal melintas. Republik Ceko di lain pihak memilih menghentikan pembuatan visa untuk warga
Rusia.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden bakal bertemu dengan petinggi negara anggota G-7 untuk membahas sanksi bagi
Rusia. Negara-negara Eropa lain juga bakal menjatuhkan sanksi bertubi-tubi. Bank-bank besar milik
Rusia bakal menjadi sasaran dengan tujuan agar perekonomian Negeri Beruang Merah tersebut lumpuh.
“Sesuai dengan prinsip timbal balik yang menjadi dasar bagi hukum internasional, kami akan mengambil tindakan pembalasan yang keras,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri
Rusia menanggapi rencana sanksi untuk negaranya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta
perang untuk dihentikan. Narasi yang disampaikan kepala negara tidak secara rinci menuju kepada serangan yang dilakukan
Rusia kepada
Ukraina belakangan ini.
Melalui akun media sosial Twitter resminya, Jokowi menyebut
perang bisa menyengsarakan manusia dan juga membahayakan dunia.
“Setop
perang.
Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” tulis Jokowi dalam kicauan Twitter, Jumat (25/2/2022).
Setelah memanas beberapa hari terakhir, akhirnya Presiden
Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke
Ukraina. Sebuah serangan pertama dilancarkan ke
Ukraina dan memicu ledakan keras.
Sekretaris Jenderal
NATO Jens Stoltenberg mengecam serangan sembrono dan tidak beralasan
Rusia terhadap
Ukraina. Dia mengatakan sekutu
NATO akan bertemu untuk membahas langkah terbaru
Rusia.
“Kami mendukung rakyat
Ukraina pada saat yang mengerikan ini,” tegas Stoltenberg seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (24/2/2022).
“
NATO akan melakukan semua yang diperlukan untuk melindungi dan membela sekutu,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri
Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan
Rusia telah meluncurkan
invasi skala penuh ke
Ukraina dan menargetkan kota-kota dengan serangan senjata.
“Putin baru saja meluncurkan
invasi skala penuh ke
Ukraina. Kota-kota
Ukraina yang damai sedang diserang,” kata Kuleba.
“Ini adalah
perang agresi.
Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang,” tegasnya.
Ledakan Keras di Kyiv
Ukraina melaporkan serangan roket terhadap fasilitas militer di seluruh
Ukraina menyusul Pasukan
Rusia telah mendarat di kota pelabuhan selatan Odessa dan Mariupol.
Ukraina juga melaporkan staf dan penumpang mengevakuasi bandara Boryspil Kyiv.
Al Jazeera melaporkan setidaknya 7 ledakan keras telah terdengar di ibukota
Ukraina. “Kedengarannya seperti tembakan peluru, tapi bisa jadi itu serangan udara,” kata reporter.
“Bandara internasional Boryspil diserang kami tidak yakin apakah itu diledakkan atau apakah itu ledakan,” cetusnya menandaskan. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: