Solusi Berkebun Tanaman Pangan di Musim Hujan

Solusi Berkebun Tanaman Pangan di Musim Hujan

Radartasik.com, PEKEBUN Yosie Natalia menyarankan pemilik kebun memahami jenis tanaman yang dimiliki. Lantaran, tidak semua tanaman mampu bertahan di paparan hujan berhari-hari.

Berdasar pengalamannya, tanaman perenial –alias tahunan– terbilang lebih adaptif daripada tanaman musiman, yang siklusnya ''selesai'' dalam sekali panen. 

Dia menjelasakan ada beberapa tanaman musiman yang toleran terpapar hujan seperti kangkung, bayam, mint dan sawi.

Tanaman perenial seperti daun katuk, chaya (pepaya Jepang), mint, dan bayam brasil malah tahan banting. Kuat di cuaca panas atau hujan,” lanjut dia.

Perempuan yang aktif berbagi tips berkebun di Instagram kebunlio meilai tanaman rimpang seperti jahe dan kunyit justru tumbuh lebih subur saat hujan.

Yosie Natalia menceritakan musim hujan tidak terlepas dari penyakit dan hama. Untuk pencegahan, pestisida nabati bisa diberikan 1-2 kali seminggu.

Jika kebun rentan lalat buah, Yosie menilai, fruit cover bisa digunakan. ”Dibungkusnya ketika buah mulai matang. Pada tomat, misalnya, ketika berubah dari hijau ke merah,” urai dia.

Dia menerangkan hujan –terutama yang disertai angin kencang– juga menjadi musuh tanaman berbatang kecil. Ajir atau penyangga pun jadi barang wajib di kebun.

Dia mengaku tanaman cabai dan tomat di kebunnya sempat patah karena hujan. Saat tanaman cabainya patah, dia sempat ”menyambungnya” kembali. Prosesnya mirip pembidaian di cedera patah tulang.

”Batangnya disambung, disatuin lagi, lalu dililit plastic wrap supaya enggak kena hujan. Soalnya, rawan busuk,” lanjut pekebun yang tinggal di Salatiga itu.

Namun, tak semua ”cedera” isa diatasi dengan disambung. Apalagi jika titik patahnya ada di dekat akar dan tak mungkin dililit.

Dia menilai jika kondisi dan bujet memungkinkan, bagian atas kebun bisa ditutup dengan plastik dengan filter UV atau paranet.

Teduhan itu bisa mengurangi dampak terpaan hujan pada bunga atau buah. Yosie menerangkan, tanaman yang tak terlalu ”suka” air ditempatkan di sisi kebun yang berpeneduh. Termasuk, tanaman tomat, yang disemai di awal musim hujan tahun lalu.

Ketika mulai menanam, banyak pehobi kebun lainnya yang sempat ragu. Sebab, tomat tergolong rewel dengan cuaca hujan. ”Tapi, bisa survive karena ditanam di bawah teduhan plastik UV dan dipasangi ajir,” lanjut dia.

Yosie menjelaskan, tomat cerinya juga terbilang bandel. Hanya sedikit bunga yang rontok. Itu pun dari sisi tanaman yang tak terlindungi teduhan.

Pekebun yang menerapkan berkebun organik itu juga menyarankan pemupukan rutin. Dengan demikian, tanaman lebih tahan banting di musim hujan.

Namun, menurut dia, pilih yang jenisnya padat –berupa butiran atau granula– supaya tidak lekas larut dan terbawa air hujan.

Cermat Rawat Tanaman Pada Musim Hujan

 Gali tanah pot secara berkala agar kembali gembur. Tanah yang terlalu 
    sering terpapar cenderung lebih padat sehingga tak bisa meneruskan air 
    dengan baik.

 Cek drainase pot. Pastikan bagian bawah pot memiliki lubang untuk 
    meneruskan air dan tidak terhalang batu atau tanah.

 Selama musim hujan, penyiraman tak perlu terjadwal. Lakukan penyiraman 
    jika tanah memang kering.

 Tanaman bunga baiknya terlindungi dari hujan untuk menghindari rusak atau 
    gugur. Gunakan pelindung berupa paranet atau plastik UV.

 Saat hujan, beberapa tanaman buah sering kali muncul cracking atau pecah 
    karena kandungan air terlalu tinggi. Hal itu bisa dicegah dengan memberikan 
    pupuk dengan kalsium tinggi secara rutin.

Pupuk Alami dari Limbah saat Musim Hujan

KULIT PISANG

Kaya kandungan fosfor dan kalium untuk mendukung pertumbuhan generatif. Pengolahannya, cukup keringkan kulit pisang di bawah sinar matahari atau di dalam oven.

TULANG AYAM

Kaya kandungan fosfor dan kalium, mirip dengan pupuk kulit pisang. Pengolahannya, bersihkan tulang ayam. Lalu keringkan, tumbuk atau blender hingga berbentuk serbuk.

CANGKANG TELUR

Kaya kalsium, yang bisa menetralkan pH tanah yang asam karena terpapar hujan dan membantu bunga tak lekas rontok. Pengolahannya mirip tulang ayam. (Jawa Pos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: