Solusi Berkebun Tanaman Pangan di Musim Hujan
Reporter:
ocean|
Rabu 23-02-2022,14:30 WIB
Berdasar pengalamannya,
tanaman perenial –alias tahunan– terbilang lebih adaptif daripada
tanaman musiman, yang siklusnya ''selesai'' dalam sekali panen.
Dia menjelasakan ada beberapa
tanaman musiman yang toleran terpapar hujan seperti kangkung, bayam, mint dan sawi.
”
Tanaman perenial seperti daun katuk, chaya (pepaya Jepang), mint, dan bayam brasil malah tahan banting. Kuat di cuaca panas atau hujan,” lanjut dia.
Perempuan yang aktif berbagi tips berkebun di Instagram kebunlio meilai
tanaman rimpang seperti jahe dan kunyit justru tumbuh lebih subur saat hujan.
Yosie Natalia menceritakan
musim hujan tidak terlepas dari penyakit dan hama. Untuk pencegahan, pestisida nabati bisa diberikan 1-2 kali seminggu.
Jika kebun rentan lalat buah, Yosie menilai, fruit cover bisa digunakan. ”Dibungkusnya ketika buah mulai matang. Pada
tomat, misalnya, ketika berubah dari hijau ke merah,” urai dia.
Dia menerangkan hujan –terutama yang disertai angin kencang– juga menjadi musuh
tanaman berbatang kecil. Ajir atau penyangga pun jadi barang wajib di kebun.
Dia mengaku
tanaman cabai dan
tomat di kebunnya sempat patah karena hujan. Saat
tanaman cabainya patah, dia sempat ”menyambungnya” kembali. Prosesnya mirip pembidaian di cedera patah tulang.
”Batangnya disambung, disatuin lagi, lalu dililit plastic wrap supaya enggak kena hujan. Soalnya, rawan busuk,” lanjut pekebun yang tinggal di Salatiga itu.
Namun, tak semua ”cedera” isa diatasi dengan disambung. Apalagi jika titik patahnya ada di dekat akar dan tak mungkin dililit.
Dia menilai jika kondisi dan bujet memungkinkan, bagian atas kebun bisa ditutup dengan plastik dengan filter UV atau paranet.
Teduhan itu bisa mengurangi dampak terpaan hujan pada bunga atau buah. Yosie menerangkan,
tanaman yang tak terlalu ”suka” air ditempatkan di sisi kebun yang berpeneduh. Termasuk,
tanaman tomat, yang disemai di awal
musim hujan tahun lalu.
Ketika mulai menanam, banyak pehobi kebun lainnya yang sempat ragu. Sebab,
tomat tergolong rewel dengan cuaca hujan. ”Tapi, bisa survive karena ditanam di bawah teduhan plastik UV dan dipasangi ajir,” lanjut dia.
Yosie menjelaskan,
tomat cerinya juga terbilang bandel. Hanya sedikit bunga yang rontok. Itu pun dari sisi
tanaman yang tak terlindungi teduhan.
Pekebun yang menerapkan berkebun organik itu juga menyarankan pemupukan rutin. Dengan demikian,
tanaman lebih tahan banting di
musim hujan.
Namun, menurut dia, pilih yang jenisnya padat –berupa butiran atau granula– supaya tidak lekas larut dan terbawa air hujan.
 Gali tanah pot secara berkala agar kembali gembur. Tanah yang terlalu
sering terpapar cenderung lebih padat sehingga tak bisa meneruskan air
dengan baik.
 Cek drainase pot. Pastikan bagian bawah pot memiliki lubang untuk
meneruskan air dan tidak terhalang batu atau tanah.
 Selama
musim hujan, penyiraman tak perlu terjadwal. Lakukan penyiraman
jika tanah memang kering.

Tanaman bunga baiknya terlindungi dari hujan untuk menghindari rusak atau
gugur. Gunakan pelindung berupa paranet atau plastik UV.
 Saat hujan, beberapa
tanaman buah sering kali muncul cracking atau pecah
karena kandungan air terlalu tinggi. Hal itu bisa dicegah dengan memberikan
pupuk dengan kalsium tinggi secara rutin.
KULIT PISANG
Kaya kandungan fosfor dan kalium untuk mendukung pertumbuhan generatif. Pengolahannya, cukup keringkan kulit pisang di bawah sinar matahari atau di dalam oven.
TULANG AYAM
Kaya kandungan fosfor dan kalium, mirip dengan
pupuk kulit pisang. Pengolahannya, bersihkan tulang ayam. Lalu keringkan, tumbuk atau blender hingga berbentuk serbuk.
CANGKANG TELUR
Kaya kalsium, yang bisa menetralkan pH tanah yang asam karena terpapar hujan dan membantu bunga tak lekas rontok. Pengolahannya mirip tulang ayam. (Jawa Pos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: