Penandatanganan MoU untuk belasan produk yang masuk ke sentra oleh-oleh ini ditandantangani langsung Wakil Wali
Kota Banjar H
Nana Suryana beberapa waktu,” kata Kepala Dinas KUKM dan Perdagangan
Kota Banjar Edi Herdianto melalui Kepala Bidang Koperasi dan
UMKM Kota Banjar Tatang Nugraha, Minggu (20/2/2022).
Tatang menyebut, 15 produk
UMKM asli dari
Kota Banjar mulai masuk ke sentra oleh-oleh di
Yogyakarta sejak Januari 2022. Produk makanan ringan tersebut beberapa di antaranya yakni, jamur krispi, sale pisang, rengginang, gula semut, jahe merah dan beberapa produk olahan lainnya.
“Respon pembeli cukup bagus. Dalam satu bulan sudah dua kali pengiriman. Semua produk yang masuk sentra oleh-oleh di
Yogyakarta ini memiliki izin,” ujarnya.
“Kenapa kami pilih di Yogya? Karena di sana (Yogya) merupakan daerah dengan kunjungan wisata yang tinggi. Juga sangat terkenal dengan berbagai macam oleh-olehnya. Selain itu, lebih memudahkan juga bagi orang Banjar, seperti mahasiswa di Yogya jika ingin jajan camilan khas
Kota Banjar,” kata Tatang.
Pihaknya akan terus memfasilitasi pemasarannya produk
UMKM yang telah berizin melalui berbagai program. Selain pendampingan, Pemkot Banjar melalui Dinas KUKM dan Perdagangan juga telah menyalurkan bantuan modal kepada para pelaku
UMKM. Begitu pun dengan pendampingan izin atau legalitas produknya.
“Kami juga sedang mengusulkan proposal ke Provinsi (Jawa Barat) yaitu mobil kemasan, untuk membantu kemasan produk. Mobil pemasaran untuk membantu pemasaran lokal dan oulet pemasaran,” ujarnya seraya mengatakan
Kota Banjar juga mendapat penghargaan Natamukti tahun 2021 yang berhasil mendorong keberlangsungan pertumbuhan dan perkembangan
UMKM.
Wakil Wali
Kota Banjar H
Nana Suryana mengatakan, suatu terobosan yang bagus ketika produk
UMKM Banjar bisa tembus kota yang tinggi wisata dan kulinernya. Sebab situasi saat ini dalam rangka pemulihan ekonomi di tengah pandemi, sehingga perlu ada dorongan untuk sisi pemasaran ke wilayah yang strategis dan potensial.
Nana menyebut, dalam masa pandemi, salah satu yang masih bertahan adalah sektor
UMKM. Untuk itu, dia mengajak masyarakat menggembangkan
UMKM dalam rangka membantu pemerintah memulihkan ekonomi di tengah pandemi dan agar mencegah kemiskinan di
Kota Banjar.
“Berbicara kemiskinan identik dengan pengangguran. Bicara pengangguran identik dengan lapangan kerja. Bicara lapangan kerja identik dengan iklim investasi. Sisanya oleh jiwa kewirausahaan. Pelaku
UMKM inilah yang menjadi solusi. Mudah-mudahan lahir
UMKM yang hebat di Banjar bisa berproduk dan menjual ke seluruh wilayah Indonesia,” tandasnya. (adv/cep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News