102 Kios Pasar Gembong Terbakar, Encum Bingung Lunasi Utang Rp 150 Juta
Reporter:
ocean|
Minggu 20-02-2022,18:30 WIB
radartasik.com, TANGERANG — Pasar Gembong di Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Provinsi Banten kebakaran pada Minggu (20/2/2022) sekitar pukul 03.30 WIB.
Sebanyak lima unit branwir dan 30 personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dikerahkan guna memadamkan api.
”Bangunan yang terbakar kurang lebih 102 unit kios,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD
Kabupaten Tangerang Abdul Munir dalam keterangan tertulis.
Dia menjelaskan
kebakaran tersebut diduga terjadi karena korsleting listrik. Api cepat membesar dan merambat karena membakar barang-barang yang mudah terbakar.
”Api bisa dipadamkan pukul 05.15 WIB dan sekarang sedang proses pendinginan oleh tim damkar yang kami turunkan,” ujar Munir.
Tidak ada korban jiwa dan luka dalam insiden tersebut. Namun pedagang mengalami kerugian materil cukup besar.
Para pedagang mengaku mengalami kerugian puluhan hingga ratusan juta rupiah, usai kiosnya terbakar Minggu, 20 Februari 2022.
Seperti yang diakui Encum (59), seorang pedagang pakaian dan beras di
Pasar Gembong. Kepada fin.co.id dia mengaku, empat kios miliknya ludes terbakar.
Kios-kios itu berada di tengah pasar tempat titik api pertama kali muncul sehingga tidak ada satu pun barang dagangannya yang tersisa.
Mirisnya lagi, belum lama ini dia baru meminjam uang ke sebuah bank sebesar Rp 150 juta sebagai modal untuk membeli pakaian.
Rencananya, pakaian yang sudah disusun rapi di dalam kios miliknya itu akan dia jual hingga menjelang lebaran nanti.
Alih-alih mendapat keuntungan, Encum malah merugi atas musibah
kebakaran yang terjadi tepat di hari pasar tersebut.
”Kalau kerugian dari empat kios saya yang kebakar itu sekitar Rp 300 juta, ada toko beras dan pakaian, saya baru habis pinjam uang juga ke bank Rp 150 juta modal dagang pakaian buat dijual pas mau lebaran,” tutur dia dengan mata berkaca-kaca
Dia juga membenarkan peristiwa
kebakaran di
Pasar Gembong sudah tiga kali terjadi yaitu di tahun 2007, 2010, dan tahun 2022.
Dalam tiga kali
kebakaran dirinya mengaku selalu menjadi korban dengan kerugian materil yang tidak sedikit.
”Iya sudah tiga kali (
kebakaran), makanya saya bingung ini bagaimana cara mengembalikan uang ke bank karena otomatis udah nggak bisa dagang,” keluhnya.
Encum berharap pihak pengelola pasar maupun pemerintah setempat bisa memikirkan nasib dirinya dan para pedagang yang lain.
Terlebih, dia mengaku empat kios miliknya yang terbakar menjadi satu-satunya sumber penghasilan untuk dia dan para karyawannya.
”Saya nggak tahu harus gimana lagi, mau minta bantuan ke siapa, mudah-mudahan pihak desa atau yang lain ada yang mau membantu,” ujarnya
Sementara, Alan salah seorang pedagang makanan olahan mengungkapkan pengelolaan
Pasar Gembong dilakukan pihak desa.
Oleh sebab itu, dia meminta kepada pihak Pemerintah Desa Gembong segera turun tangan guna mencarikan solusi bagi para pedagang yang menjadi korban.
”Oleh pihak desa mas pengelolaannya, info yang saya dengar sih pihak desa belum mau menyerahkan ke pemda,” ungkapnya.
Alan mengatakan kurang lebih ada sekitar 500 kios di
Pasar Gembong. Setiap para pedagang memberikan iuran sebesar Rp 5.000 yang diklaim sebagai uang kebersihan.
”Tinggal dihitung saja mas kalau 5.000 dikali 500 kios berapa? Tapi penataannya masih semrawut,” tandasnya. (jpnn/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: