Transformasi Digital Pulihkan Ekonomi
Reporter:
andriansyah|
Kamis 17-02-2022,08:45 WIB
radartasik.com, RADAR TASIK - Peningkatan kasus omicron yang berlangsung cepat dalam beberapa waktu ini menjadi tantangan baru bagi perekonomian global, nasional, maupun Jawa Barat. Meski demikian, momentum optimisme perekonomian perlu dijaga, mengingat pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Barat pada tahun 2021 menunjukkan perbaikan signifikan dalam aktivitas dan optimisme terhadap perekonomian.
Sejalan dengan hal tersebut, sebagai upaya memperkuat semangat kolaborasi dan sinergi untuk terus menjaga stabilitas laju inflasi dan mendukung percepatan
digitalisasi ekonomi guna membangun daya saing
Jawa Barat, pada Rabu (16/2/2022) Bank Indonesia di wilayah
Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (
TP2DD) Provinsi
Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) dengan tema Forum Koordinatif Penguatan Sinergi dan Kolaborasi Program TPID dan
TP2DD Se-
Jawa Barat Tahun 2022.
Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah strategis awal penguatan sinergitas dan kolaborasi program-program dalam kerangka TPID yang berkiprah di bidang pengendalian inflasi daerah maupun
TP2DD yang berkiprah di bidang percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, untuk terus membangun optimisme dan semangat yang lebih baik dalam mengusung program-program inovatif terkait pengendalian inflasi, serta percepatan dan perluasan
digitalisasi ekonomi daerah.
Acara secara resmi dibuka dengan penyampaian arahan Gubernur
Jawa Barat yang dibacakan oleh Sekretariat Daerah
Jawa Barat yang juga selaku ketua harian TPID dan
TP2DD Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, yang sebelumnya didahului dengan sambutan dari Herawanto Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jawa Barat.
“Tak dapat dipungkiri lagi, transformasi digital menjadi langkah penting yang harus dilakukan secara terintegrasi, terstruktur dan masif, termasuk diantaranya dalam upaya pengendalian inflasi,” kata Herawanto.
Digitalisasi mampu menerobos sekat jarak dan waktu secara lebih efektif; meningkatkan interkonektivitas antarpenduduk dan antarbisnis sehingga mampu menciptakan efisiensi ekonomi karena rantai distribusi barang dan jasa semakin pendek.
“Efisiensi ekonomi inilah yang menjadi kunci daya saing bisnis untuk berkompetisi, sehingga terbentuk harga yang paling efisien dan menyejahterakan masyarakat,” katanya.
Efisiensi ekonomi dalam pembentukan harga merupakan filosofi dasar pengendalian inflasi yang menjadi basis strategi yang dikenal saat ini sebagai 4K, yaitu keterjangkauan harga (terbentuknya harga yang paling efisien, memperhatikan kesejahteraan produsen dan konsumen); ketersediaan pasokan (keamanan produksi pangan strategis); kelancaran distribusi (efisiensi distribusi yang menghubungkan sisi supply dan demand); di samping komunikasi efektif (pasar yang tidak distortif karena terganggunya informasi harga dan pasokan, kebijakan dan komunikasi publik untuk mengendalikan ekspektasi).
Di saat pandemi, digitalisasi juga menawarkan berbagai hal yang mampu menjembatani keberlangsungan transaksi ekonomi dan aktivitas kehidupan seluruh komponen masyarakat melalui adaptasi kebiasaan baru. Transaksi tanpa pertemuan fisik, melalui e-commerce, e-banking, bahkan untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa sehari-hari yang sebelumnya jarang atau janggal dilakukan tanpa bertemu muka, dapat terakomodasi dan semakin meningkat volumenya.
Kebuntuan (deadlock) yang sempat terjadi di awal pandemi dalam mempertemukan sisi supply dan demand akhirnya dapat terselesaikan. Hal ini membuktikan bahwa digitalisasi mempunyai peran penting dalam pengendalian inflasi dan mewujudkan efisiensi ekonomi.
Herawanto menekankan bahwa digitalisasi menjadi tools yang semakin penting dan kunci sukes dalam upaya mengendalikan inflasi maupun pemulihan ekonomi.
KENDALIKAN INFLASI, BERDAYAKAN UMKM
Di
Jawa Barat, kisah sukses penerapan digitalisasi, pemberdayaan UMKM yang sekaligus menyasar peningkatan ketersediaan pasokan pangan yang berkaitan dengan pengendalian inflasi, serta dukungan terhadap peran generasi muda di sektor pertanian (Petani Milenial), antara lain diperani dengan baik oleh salah satu UMKM di bidang agro, mitra Bank Indonesia
Jawa Barat, Eptilu yang berada di Kabupaten Garut.
Eptilu telah berhasil mengembangkan business model yang menerapkan digitalisasi dan skema closed — loop, yang sekaligus manjadipilot project nasional. Kisah sukses yang telah dicapai Eptilu merupakan inspirasi bagi seluruh TPID di kabupaten/ kota untuk berinovasi dalam menyinergikan program pengendalian inflasi dan
digitalisasi ekonomi.
Berbagai program inovasi yang dilakukan tentunya diharapkan dapat selaras antara pengendalian inflasi dan pemulihan ekonomi daerah dengan mengkolaborasikan digitalisasi dan green economy, mengingat dua isu ini merupakan isu penting yang sedang digaungkan pada event internasional G20 di mana Indonesia menjadi tuan rumah di tahun 2022 ini.
Selain itu, Peta Jalan Pengendalian Inflasi Tahun 2022 — 2024 yang disusun oleh TPID Provinsi dan Kab/Kota juga perlu memperhatikan tiga hal, yaitu pertama, selaras dengan peta jalan nasional yang mengakomodasi 3 arahan presiden RI dalam Rakornas TPIP; kedua, memuat substansi digitalisasi dan inovasi dalam program pengendalian inflasi yang sinergis; ketiga, menjadi dasar rencana tindak, evaluasi, dan eksekusi program dalam pengendalian inflasi daerah.
Herawanto menambahkan roadmap pengendalian inflasi harus selalu mampu mengantisipasi berbagai tantangan yang semakin kompleks seperti kenaikan berbagai harga komoditas strategis sejalan dengan perbaikan ekonomi global, pengendalian produksi, kenaikan tarif cukai, serta tekanan harga akibat permintaan yang bersifat musiman sehubungan dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yaitu Ramadhan dan Idul Fitri.
Dalam jangka pendek, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan operasi pasar dan optimalisasi strategi komunikasi efektif melalui edukasi belanja bijak, konsumsi bijak dan berdagang bijak.
Dalam jangka menengah panjang, perlu dilakukan pemetaan daerah produsen konsumen dalam rangka mengoptimalkan potensi Kerja Sama Antar Daerah (KAD), perluasan sinergi penerapan digitalisasi dalam strategi menjaga ketersediaan pasokan maupun dan distribusinya.
Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris Daerah
Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menyampaikan gambaran umum strategi serta sinergi dan kolaborasi yang selama ini telah dilaksanakan pemerintah Kab/Kota di wilayah
Jawa Barat dalam mendukung pengendalian inflasi dan
digitalisasi ekonomi, serta lesson learned dari pelaksanaan strategi tersebut.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Lampung Prof Bustanul Arifin, dalam paparannya menyampaikan framework penciptaan inovasi digital yang dapat ditiru dan dimodifikasi oleh setiap Kab/Kota di
Jawa Barat; gambaran potensi ekonomi yang dimiliki tiap Kab/Kota di
Jawa Barat dan inovasi digitalisasi yang mungkin dilakukan; serta gambaran dampak dari penerapan inovasi dan tindak lanjutnya agar dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kestabilan inflasi yang berkelanjutan. (rls/na)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: