Penularan Covid-19 Omicron Semakin Tinggi di Masyarakat, Ada Tiga Potensi Dampak yang Mesti Diwaspadai
Reporter:
usep saeffulloh|
Kamis 10-02-2022,10:00 WIB
Radartasik.com, Kasus Covid-19 yang semakin tinggi di masyarakat harus mendapatkan perhatian semua kalangan, terlebih akan ada dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut.
Mantan Direktur
WHO Asia Tenggara
Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, setidaknya ada tiga potensi dampak yang mesti diwaspadai dengan semakin tingginya penularan di tengah masyarakat.
Pertama, dengan semakin banyaknya kasus, tentu secara proporsional akan semakin banyak juga yang sakit sedang atau berat. Hal itu membuat beban pelayanan kesehatan semakin meningkat.
”Artinya, penularan di masyarakat harus ditekan agar jumlah kasus sedang dan berat dapat dikendalikan dan pelayanan rumah sakit lebih optimal,'' kata
Prof Tjandra Yoga Aditama.
”Pengendalian penularan di masyarakat merupakan salah satu upaya penting untuk menekan kasus berat yang dapat menimbulkan kematian,” ucap
Prof Tjandra Yoga Aditama.
Potensi dampak ketiga, kata
Prof Tjandra Yoga Aditama, adalah kemungkinan mutasi virus menjadi varian baru. Transmisi lokal yang sedang tinggi seperti sekarang mendukung bagi virus untuk bereplikasi.
”Pada waktu virus bereplikasi, maka dapat saja terjadi mutasi. Kalau mutasi berkepanjangan, maka ini dapat berpotensi menimbulkan varian baru,” terang
Prof Tjandra Yoga Aditama.
Kasus di Bandung Meningkat dan Cetak Rekor Sejak Juli 2021
Angka pertambahan kasus harian
Covid-19 sebanyak 593 orang di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (8/2/2022), saat masa penyebaran varian
omicron menjadi pertambahan kasus harian yang paling banyak sejak gelombang kedua
Covid-19, Juli 2021.
Adapun lonjakan pertambahan kasus harian
Covid-19 terakhir terjadi pada 28 Juli 2021, yakni sebanyak 645 orang, sehingga angka pertambahan kasus sebanyak 593 orang pada Selasa (8/2) itu merupakan rekor tertinggi sejak 28 Juli 2021.
”Per data kemarin, satu hari saja ada lonjakan lebih dari 500 kasus yang menjadi penambahan jumlah kumulatif kasus aktif di ibu kota provinsi ini,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Bandung, Rabu (9/2/2022).
Selain itu, tercatat sejak 28 Juli 2021 tersebut angka pertambahan kasus
Covid-19 belum pernah melebihi angka 500 orang dalam satu hari. Dengan pertambahan angka 593 kasus baru itu, kini angka kasus aktif
Covid-19 di Kota Bandung menjadi sebanyak 2.420 orang.
Sebelumnya, angka kasus aktif belum pernah melebihi 2.000 orang sejak 1 September 2021. Meski pada awal 2022 mulai terjadi lonjakan
Covid-19, angka kematian di Kota Bandung hanya bertambah 4 orang sejak 1 Januari 2022.
Dengan adanya lonjakan tersebut, Ema meminta kepada aparatur di kewilayahan agar betul-betul menguasai data kasus di tingkat wilayah. Selain menguasai data, petugas di lapangan juga perlu memahami standar alur penanganan pasien
Covid-19.
”Saat ini positivity rate kita ini sudah di angka 4 persen, kita ketahui bersama ambang batas
WHO itu di angka 5 persen. Tentunya ini harus diantisipasi,” ujar Ema.
(jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: