Penularan Covid-19 Omicron Semakin Tinggi di Masyarakat, Ada Tiga Potensi Dampak yang Mesti Diwaspadai

Penularan Covid-19 Omicron Semakin Tinggi di Masyarakat, Ada Tiga Potensi Dampak yang Mesti Diwaspadai

Radartasik.com, Kasus Covid-19 yang semakin tinggi di masyarakat harus mendapatkan perhatian semua kalangan, terlebih akan ada dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut.


Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, setidaknya ada tiga potensi dampak yang mesti diwaspadai dengan semakin tingginya penularan di tengah masyarakat. 

Pertama, dengan semakin banyaknya kasus, tentu secara proporsional akan semakin banyak juga yang sakit sedang atau berat. Hal itu membuat beban pelayanan kesehatan semakin meningkat.

Apalagi, lanjut Prof Tjandra Yoga Aditama, dikabarkan mulai banyak petugas kesehatan yang tertular Covid-19.

”Artinya, penularan di masyarakat harus ditekan agar jumlah kasus sedang dan berat dapat dikendalikan dan pelayanan rumah sakit lebih optimal,'' kata Prof Tjandra Yoga Aditama.

Kedua, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah menyatakan bahwa semakin banyak transmisi bisa berarti kematian akan semakin meningkat. 

”Pengendalian penularan di masyarakat merupakan salah satu upaya penting untuk menekan kasus berat yang dapat menimbulkan kematian,” ucap Prof Tjandra Yoga Aditama.

Potensi dampak ketiga, kata Prof Tjandra Yoga Aditama, adalah kemungkinan mutasi virus menjadi varian baru. Transmisi lokal yang sedang tinggi seperti sekarang mendukung bagi virus untuk bereplikasi. 

”Pada waktu virus bereplikasi, maka dapat saja terjadi mutasi. Kalau mutasi berkepanjangan, maka ini dapat berpotensi menimbulkan varian baru,” terang Prof Tjandra Yoga Aditama.

Kasus di Bandung Meningkat dan Cetak Rekor Sejak Juli 2021
Angka pertambahan kasus harian Covid-19 sebanyak 593 orang di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (8/2/2022), saat masa penyebaran varian omicron menjadi pertambahan kasus harian yang paling banyak sejak gelombang kedua Covid-19, Juli 2021.

Adapun lonjakan pertambahan kasus harian Covid-19 terakhir terjadi pada 28 Juli 2021, yakni sebanyak 645 orang, sehingga angka pertambahan kasus sebanyak 593 orang pada Selasa (8/2) itu merupakan rekor tertinggi sejak 28 Juli 2021.

”Per data kemarin, satu hari saja ada lonjakan lebih dari 500 kasus yang menjadi penambahan jumlah kumulatif kasus aktif di ibu kota provinsi ini,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Bandung, Rabu (9/2/2022).

Selain itu, tercatat sejak 28 Juli 2021 tersebut angka pertambahan kasus Covid-19 belum pernah melebihi angka 500 orang dalam satu hari. Dengan pertambahan angka 593 kasus baru itu, kini angka kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung menjadi sebanyak 2.420 orang.

Sebelumnya, angka kasus aktif belum pernah melebihi 2.000 orang sejak 1 September 2021. Meski pada awal 2022 mulai terjadi lonjakan Covid-19, angka kematian di Kota Bandung hanya bertambah 4 orang sejak 1 Januari 2022.

Dengan adanya lonjakan tersebut, Ema meminta kepada aparatur di kewilayahan agar betul-betul menguasai data kasus di tingkat wilayah. Selain menguasai data, petugas di lapangan juga perlu memahami standar alur penanganan pasien Covid-19.

”Saat ini positivity rate kita ini sudah di angka 4 persen, kita ketahui bersama ambang batas WHO itu di angka 5 persen. Tentunya ini harus diantisipasi,” ujar Ema. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: