Ruas Jalan Tol Getaci: Jawa Barat Kebagian 169,09 Kilometer, Sedangkan Jawa Tengah 37,56 Kilometer
Reporter:
usep saeffulloh|
Selasa 08-02-2022,05:00 WIB
Radartasik.com, TASIK — Jalur selatan Jawa diproyeksikan dapat mengimbangi jalur utara Jawa. Salah satu upaya yaitu pemerintah membangun jalan tol yang akan menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
“Untuk Provinsi
Jawa Barat akan dilintasi ruas jalan 169,09 kilometer sedang Provinsi
Jawa Tengah sepanjang 37,56 kilometer,” demikian dilansir dari Youtube Official Jasa Marga.
Sebelumnya, jalur selatan Jawa ”hanya” ramai saat musim mudik dan arus balik Lebaran atau libur panjang. Namun seiring dibangun dan dibukanya Jalan Tol Cipali, lalu lintas di musim mudik Lebaran juga tidak seramai sebelumnya.
Di konsorsium itu terdiri dari PT Jasa Marga Persero Tbk yang bermitra dengan PT Daya Mulya Turangga, Gama Grup, PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya Persero Tbk, PT PP Persero Tbk dan PT Wijaya Karya Persero Tbk.
Jalan Tol
Getaci dibangun dimulai Gedebage junction lalu akan melewati Majalaya, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar Pangandaran sampai ke Wilayah Cilacap
Jawa Tengah.
Wakil Bupati Tasikmalaya Ajak Semua Pihak Membantu Menyukseskan Tol Getaci
"Katanya untuk pemenang lelang sudah ada saat ini, katanya konsorsium," katanya kepada wartawan saat menghadapi acara Hari Pers Nasional (HPN) di Gedung Bupati Tasikmalaya Senin (7/2/2022).
Selain dukungan dari masyarakat, Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya juga sudah meminta Gubernur
Jawa Barat Ridwan Kamil untuk segera merealisasikan program-program yang sudah direncanakan sesuai kalender.
"Karena sebenarnya pembangunan ini ujungnya akan menggerakkan ekonomi rakyat, dan menghadirkan kesehatan rakyat. Maka saya mohon doa dan dukungan masyarakat agar bisa terbangunnya Tol
Getaci ini," ujar H
Cecep Nurul Yakin.
Saat ditanya mengenai, lokasi
exit Tol
Getaci tetap di Kecamatan
Singaparna, H
Cecep Nurul Yakin mengaku belum sepenuhnya mengetahui, karena permasalahan itu sepenuhnya kewenangannya ada di pemerintah pusat.
Tentunya, dengan adanya tol itu, juga akan mengubah berbagai kondisi, seperti lahan basah akan menjadi tempat bangunan, begitu pun lainnya.
"Untuk itu harus kita yang menyesuaikan, di mana-mana undang-undang yang di bawah akan menyesuaikan yang diatas," kata politisi senior PPP ini.
Saat ini, pihak Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya terus mempersiapkan masyarakat yang ada di lokasi pembangunan tol termasuk
exit tol. Apalagi akan adanya
crowded transportasi dengan lalu-lalangnya kendaraan besar.
“Proyek Jabar Selatan, karena kemarin masa pandemi, banyak proyek seperti jalan tol ini terhenti. Namun sekarang mulai lagi untuk pembebasan lahan (Tol Cigatas)," kata Hj Neng Madinah Ruhiat kepada radartasik.com di Kantor DPC PPP Jumat (4/2/2022) sore.
Hal itu juga saat ini terus dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Barat melalui Rancangan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat terkait Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang saat ini sedang digodok di DPRD Provinsi
Jawa Barat.
"Sebab nantinya, akan dipetakan wilayah yang diproyeksikan memiliki potensi-potensi besar dalam sejumlah sektor, mulai dari industri, perdagangan, perikanan hingga pertanian," ungkap politisi PPP itu.
Menurut Hj Neng Madinah Ruhiat, dalam pembahasan revisi RTRW
Jawa Barat, ada beberapa pengelompokan-pengelompokan wilayah yang disesuaikan dengan Kawasan Strategis Nasional (KSN).
"Mengapa harus disesuaikan dengan KSN, hal tersebut agar klop rencana pengembangan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dengan nasional, juga dengan pemerintah kabupaten/kota. Hal ini dicontohkan, seperti pengelompokan kawasan Bandung Raya, Pantura, Jabotabek, Sukabumi, Priangan Timur termasuk Cirebon-Indramayu," ujarnya.
Menurut Hj Neng Madinah Ruhiat, dalam KSN, untuk Tasikmalaya memiliki potensi dalam bidang sektor pertanian. Sementara wilayah Karawang dan Purwakarta tetap menjadi wilayah industri agar terakses ke Jakarta dan ke Cirebon yang menjadi kawasan pelabuhan, sehingga tidak terfokus ke Tanjung Priok, karena mengembalikan kembali fungsi pelabuhan di Cirebon.
"Proyek Jabar Selatan, selain tol Cigatas juga diprioritaskan dibukanya Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Sawuan)," jelas Hj Neng Madinah Ruhiat.
"Tentunya
Kabupaten Tasikmalaya juga melakukan berbagai persiapan, agar dengan adanya akses jalan tol itu betul-betul bisa dijadikan sebuah peluang, baik usaha masyarakat, maupun pendapatan asli daerah kabupaten," kata Hj Neng Madinah Ruhiat.
“Tetap di situ
exit tolnya di Sewaka. Di dekat Jalur Mangin juga ada nanti exit tol, bergabung dengan
Singaparna,” ujar
Muhammad Yusuf beberapa waktu lalu.
Jika tol jadi, menurut
Muhammad Yusuf, maka investasi ke
Kota Tasikmalaya akan terus bertambah. Dampaknya akan membuat pertumbuhan ekonomi semakin baik.
“Walaupun kepemimpinan saya akan berakhir di akhir tahun 2022 ini, tetapi silakan nanti yang melanjutkan pembangunan tol
trase Kota Tasikmalaya ini Pak Plt. Yang penting jalan tol harus selesai dan sukses terbangun,” tutur
Muhammad Yusuf.
Muhammad Yusuf menceritakan usulan exit tol itu dia perjuangkan beberapa tahun lalu saat masih menjabat sebagai Wakil Wali
Kota Tasikmalaya yang disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Informasi terakhir kemarin tol ini baru sampai Banyuresmi. Sekarang katanya dianulir lagi mau sampai Tasikmalaya. Karena relatif arus lalu lintas dari Tasikmalaya ke Cilacap masih lancar. Jadi diharapkan sampai Tasikmalaya,” ujarnya.
Muhammad Yusuf mengungkapkan
Kota Tasikmalaya benar-benar butuh Tol
Getaci. “Dan saya berharap itu beres duluan dari Tasikmalaya ke Bandung, bukan dari Bandung ke Tasikmalaya,” katanya.
Jika tol trase
Kota Tasikmalaya tuntas terbangun, menurut
Muhammad Yusuf, maka pengangguran akan turun dan kemungkinan juga angka kemiskinan akan turun.
“Karena nanti banyak investasi yang turun ke
Kota Tasikmalaya serta banyak lapangan pekerjaan baru,” tuturnya.
(ujang nandar / rezza rizaldi / radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: