Keluarga Diplomat AS Diperintahkan Meninggalkan Belarusia

Keluarga Diplomat AS Diperintahkan Meninggalkan Belarusia

Radartasik.com, Departemen Luar Negeri telah memerintahkan keluarga staf diplomatik AS di Belarusia segera melakukan evakusasi. Setelah ada peringatan mengenai pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina.

“Jangan bepergian ke Belarus karena penegakan hukum yang sewenang-wenang, risiko penahanan yang tidak biasa dan penumpukan militer Rusia di sepanjang perbatasan Belarusia dengan Ukraina,”  kata pejabat Washington  saat mereka memerintahkan keberangkatan keluarga pegawai pemerintah AS.

Menanggapi berita tersebut, Anatoly Glaz, juru bicara Kementerian Luar Negeri Belarusia mengatakan keputusan itu "dipolitisasi"  dan bersikeras negaranya jauh lebih aman dan lebih ramah daripada AS.

Langkah itu menyusul keputusan serupa pekan lalu ketika Departemen Luar Negeri mengatakan kepada keluarga diplomat Amerika di Ukraina untuk pulang, dengan alas an adanya ancaman lanjutan dari aksi militer Rusia.

Warga AS juga diimbau untuk menghindari perjalanan ke bekas Republik Soviet.

Sementara pejabat AS mengklaim latihan militer Rusia di Belarus yang dekat dengan perbatasan dengan Ukraina bisa menjadi awal invasi, Moskow telah berulang kali membantah memiliki rencana untuk melancarkan serangan.

Pada pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin (31/1/2022), utusan Rusia Vassily Nebenzia menuduh Washington ingin memprovokasi, ia beralasan pembicaraan tentang perang yang akan datang itu sendiri sudah provokatif.

“Sepertinya Anda menyerukan ini, menginginkan dan menunggu hal itu terjadi. Seolah-olah Anda ingin membuat tuduhan Anda menjadi kenyataan, ” katanya dikutip dari Russian Today.

Kiev sendiri mengecilkan prospek pecahnya perang, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan lalu bahwa pemerintahnya belum melihat pergerakan pasukan yang lebih besar daripada sebelumnya.

Sedangkan Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov berpendapat hal yang sama, menunjukkan bahwa laporan media Barat telah melebih-lebihkan dugaan ancaman, sehingga menimbulkan kepanikan dan ketakutan.

Meskipun demikian, Presiden AS Joe Biden telah bergerak maju dengan paket bantuan senjata untuk pasukan Ukraina, mengizinkan $200 juta dalam bentuk senjata anti-armor, peluncur granat, artileri dan senjata ringan pada bulan Desember, sementara Inggris telah menyediakan senjata pertahanan. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: